sumedang, KOTA – Selama bulan Ramadan, SMK informatika Sumedang melaksanakan program kegiatan kegamaan Pendidikan Islam Intensif (PII).
Program tersebut sejalan dengan Program Sumedang Simpati, Sumedang Agamis dan merujuk pada pada petunjuk Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
“Anak-anak diberi pembinaan mengenai budi pekerti melalui pembinaan keagamaan, baik secara praktek maupun secara teori,” kata Wakil Kepala Bagian Kesiswaan SMK Informatika Sumedang Tatang Suryana SAg MPd kepada Sumeks, Rabu (13/4).
Baca Juga:Omzet Penjual Baju Muslim Mulai NaikBerikut Pedoman Ibadah Ramadhan 1443 H Sesuai Surat Edaran Menag
Materi praktik yang diberikan kepada suswa diantaranya, salat Dhuha berjamaah dan Tadarus Al Quran. Kemudian, mengkaji kajian keilmuan keagamaan seperti Fiqih Shaum, Fiqih Shalat, Fikih Aqidah dan Akhlak serta mempelajari sejarah-sejarah Islam.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara bertahap, mengingat situasi kondisi dan memperhatikan protokol kesehatan.
“Jadi kami melaksanakan selama dua minggu. Minggu pertama dari Senin (11/4) sampai dengan Sabtu (16/4),” sebutnya.
Dikatakan, pelaksanaan oleh kelas 11 sesuai dengan jadwal Pembelajaran Tatap Muka (PTM ). Kemudian, untuk seminggu kedepan, dari tanggal 18 April 2022 sampai dengan tanggal 23 April 2022 pelaksanaan oleh kelas 10. Sementara, untuk kelas 12 fokus mengoptimalkan pada Ujian-ujian praktek.
“Karena sekarang memang lagi banyak ujian praktek dan untuk keagamaan yaitu ujian pendidikan agama Islam,” ujarnya.
Dia berharap, dengan adanya program kegiatan PII dapat meningkatkan ketebalan iman para siswanya. “Karena bulan Ramadan ini adalah bulan untuk mendidik kepribadian para siswa dan seluruh guru agar menjadi kepribadian yang lebih baik dalam ibadah dan ketakwaan dari sebelumnya,” katanya.
Karena, menurut dia, tujuan dari Ibadah puasa untuk membentuk kualitas manusia yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Baca Juga:Begini Hukum Puasa Tapi Meninggalkan Sholat FardhuBagaimana Jika Mengupil Saat Puasa Ramadhan, Apa Hukumnya?
“Diharapkan anak-anak itu bukan hanya pinter dari segi IQ nya saja, tapi dari segi SQ nya atau spiritualnya juga harus dibina. Sehingga, menciptakan adanya keseimbangan antara keilmuan dan kerohanian hingga tercapai tujuan daripada pendidikan itu. Yaitu menjadikan manusia cerdas dan berakhlakul karimah,” tutupnya. (ahm)