“Permintaan dan potensi energi terbarukan di Indonesia semakin meningkat, sebab diperkirakan kebutuhan energi Indonesia juga akan meningkat semakin besar. Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki penambahan energi terbarukan yang konsisten dalam bauran energi secara keseluruhan. Hal ini tentunya merupakan perkembangan positif dalam pergeseran penggunaan energi di Indonesia menjadi energi hijau,” terang Menko Airlangga.
Penelitian menunjukkan transisi energi akan membutuhkan sejumlah besar investasi. Untuk mendorong hal ini, Indonesia akan memainkan peran penting dalam menerapkan pembiayaan hijau dan berkelanjutan yang inovatif, sekaligus memastikan jalur investasi yang tepat. Indonesia juga mempertimbangkan untuk menyiapkan skema-skema inovatif dalam hal harga karbon, termasuk mekanisme pasar dan non-pasar.
Energi terbarukan juga diprediksi akan menciptakan banyak lapangan kerja. Keuntungan tidak langsung ini juga akan mencakup pemberdayaan transfer teknologi dan pengurangan ketergantungan pada impor produk minyak bumi dan batu bara. Hal ini diharapkan disumbangkan oleh produksi panel surya dan manufaktur kendaraan listrik.
Baca Juga:Tanpa SK Pencabutan Izin Pemanfaatan Lahan, Pemprov Sulsel Segel Paksa Aset PWI SulselPeringkat Dunia Timnas Futsal Indonesia Meroket Setelah Rebut Perak SEA Games 2021
“Dalam jangka panjang, harus juga dipastikan bahwa terjadi transisi yang penuh keadilan terhadap manfaat biaya dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Bagi Indonesia sendiri, jika dikelola dengan baik, transisi tersebut tentu saja memberikan peluang. Arah kami untuk mencapai ambisi adalah positif. Namun tantangan seperti aspek pembiayaan, kurangnya standar desain yang memadai, kesadaran yang terbatas, dan keterbatasan ruang akan selalu ada,” ungkap Menko Airlangga.
Seiring bergesernya isu pandemi menuju pemulihan ekonomi pasca pandemi, Menko Airlangga menyatakan saat ini adalah momentum tepat untuk bersama-sama mengambil kebijakan strategis pemulihan ekonomi sekaligus melakukan transisi energi. “Dengan momen G20, GCRG, COP26, dan lainnya, Indonesia akan berada di posisi sentral yakni dengan ikut mengatur transisi energi,” pungkas Menko Airlangga. (rep/fsr)