Itu pukul 11.30.
Anak-anak sekolah sebenarnya sudah dilatih menghadapi peristiwa seperti itu. Begitu seringnya terjadi. Tapi senjata itu semiotomatis.
Begitu banyak nyawa remaja melayang. Begitu tumpah darah mereka.
Banyak opini mempertanyakan polisi sekolah di pintu belakang itu. Bagaimana bisa, Ramos bisa lolos dari penjagaannya. Tanpa ada terdengar tembakan sama sekali.
Soal ini belum terungkap. Masih didalami oleh kepolisian di atasnya.
Tapi bisa jadi ia masih sempat memberi laporan cepat ke polisi. Bantuan petugas tiba dalam waktu cepat. Termasuk personel dari polisi penjaga perbatasan.
Baca Juga:UPI Kampus Sumedang Gelar Kegiatan PKM Sosialisasi Model HRF HIPMI Sumedang Harus Dirasakan Manfaatnya oleh Masyarakat
Merekalah yang berusaha menundukkan Ramos. Ramos melawan. Terjadi tembak-menembak. Salah satu polisi perbatasan itu kena tembak. Ia sedang mengambil posisi di antara Ramos dan siswa. Untuk melindungi agar korban tidak bertambah.
Dor! Ramos pun terkapar. Kena tembak. Tewas. Selesai. Tidak akan bisa diungkap motif yang membuatnya begitu.
Sampai kelak ada peristiwa yang sama. Dalam waktu dekat.
Menurut media di sana, Ramos beberapa kali berhenti sekolah. On-off. Ia lantas bekerja sore di restoran fast food Wendy’s di kota itu. Ia punya uang. Ia tabung. Untuk membeli hadiah ulang tahun pada diri sendiri.
Begitu bisa membeli senjata Ramos kirim foto ke teman sekelasnya. Foto dua senjata itu. Ia pun membanggakan penampilan barunya dengan rompi dan ranselnya. “Anda sudah tidak akan kenal saya lagi. Saya sudah berbeda,” tulisnya.
Salvador Ramos adalah nama Spanyol. Demikian juga nama dua guru yang ia tembak. Pun nama-nama 19 siswa yang tewas. Sebagian besar berumur 9 dan 10 tahun.
Hari penembakan itu adalah hari kedua sebelum hari terakhir sekolah. Setelah itu sekolah libur panjang. Liburan musim panas. Selama dua bulan.
Karena itu, hari itu, sebenarnya hari istimewa. Siswa boleh pakai pakaian apa saja yang paling disuka. Alas kaki pun bebas. Boleh pakai sandal atau sepatu kesukaan.
Baca Juga:DPD PAN Kabupaten Bandung Rekrut Bacaleg, Hj Thoriqoh: Selamat Bergabung dan MendaftarFaperta Unpad Dorong Pertanian Siap Hadapi Perubahan Iklim
Hari itu adalah hari suka ria menjelang liburan. Di kelas biasanya guru hanya mengajak siswa diskusi ‘siapa liburan ke mana dan mengapa’.