”Sudah, Buya. Ghozi sudah tidur di kamar sebelah saya,” ujar Monardo suatu saat. Respons Jenderal Monardo itu di-forward ke saya.
Lalu, beliau WA saya lagi. Rupanya baru saja membaca Disway tentang dr Andani yang dari Padang itu. Yang menemukan cara meningkatkan kapasitas lab pemeriksaan Covid sampai empat kali lipat.
Buya sangat perhatian dengan anak-anak muda berprestasi seperti itu. Inilah WA beliau tentang dokter Andani:
Baca Juga:Airlangga Capres Teratas, Lembaga Survei: Rakyat Puas Kinerja PerekonomianAirlangga Kehilangan Sosok Negarawan, Buya Syafii Maarif Tutup Usia
”Baru sy ikuti dg air mata wawancara Bung Dahlan dg Dr Andani. Matur nuwun sanget. Apkh Jend. Monardo sdh kontak dg manusia hebat dari Unand ini? Mhn juga sy diberi WA-nya. Maarif.”
Tidak lama setelah itu, saya dengar dokter Andani sudah menjadi orang BNPB pusat. Pergi ke mana-mana. Ke seluruh Indonesia. Sampai ia sendiri terkena Covid. Kadang ia bersama Monardo dan bersama Al Ghozi. Termasuk ke Surabaya. Ikut merancang peningkatan kapasitas lab milik Pemkot Surabaya.
Perhatian Buya pada penanganan Covid memang luar biasa. Beliau bahkan kirim surat ke Presiden Jokowi. Yang isinya tersiar luas di medsos. Yakni, soal kematian para dokter yang menangani Covid-19.
”Negara bisa oleng,” tulis beliau ke Presiden Jokowi.
Saya pun menghubungi dua orang kemarin. Yang tahu banyak tentang Prof Dr Syafii Maarif. Yang lulusan IKIP Yogyakarta, Ohio University, dan Universitas Chicago, Amerika Serikat.
Dua orang itu: Budi S. Tanuwibowo dan dokter Jagaddhito Probokusumo.
Pak Budi adalah ketua Konghucu Indonesia. Bung Jagaddhito adalah calon spesialis jantung dan pembuluh darah, yang kini lagi menjalani residen di RS Sardjito Yogyakarta. Ia putra mantan rektor ITS, seorang ahli teknik sipil, Prof Dr Ir Priyo Suprobo.
Tulisan dokter Universitas Airlangga itu bisa dibaca di bagian lain Disway hari ini. Betapa Buya memberikan perhatian besar kepada anak muda.
Sedang Budi pertama mengenal Buya saat sama-sama ke Filipina. Yakni, ketika menghadiri dialog antar-iman di sana.
Baca Juga:Menko Airlangga: Kebijakan People-First Sokong Pertumbuhan Ekonomi yang SignifikanUlama Jatim Nilai Ridwan Kamil Amanah, Cocok Pimpin Indonesia
”Setiap makan pagi, saya satu meja dengan beliau. Waktu itu, sekitar 20 tahun lalu, makan saya banyak. Itu membawa kesan mendalam buat beliau,” katanya. ”Setiap kali bertemu lagi, beliau selalu mengingat selera makan saya itu,” tambahnya.