Sambil mengiris pangkal paha saya, ia terus menyanyikan Di Doa Ibu Tersebut Namaku. Lalu memasukkan kateter ke arah otak. Selesai. Tidak terasa ada yang sakit.
Bambang memang sangat suka menyanyi. Sejak usia 8 tahun. Itu berkat papa dan mamanya –yang juga punya hobi menyanyi. “Hanya kalau ditanya, papa saya selalu bilang tidak bisa menyanyi,” ujar Bambang. Sang Mama juga memasukkan Bambang ke kursus musik. Olah vokal.
Papanya lulusan ITB dan UGM. Mamanya lulusan UGM. Mereka bertemu di IBM ketika sama-sama bekerja di perusahaan komputer Amerika itu. Lalu sama-sama berhenti dari IBM: berbisnis di dekat-dekat bidangnya itu. Sampai sekarang.
Baca Juga:PJU Mati, Bahayakan Pengendara MelintasHonorer Dihilangkan dan Diganti Outsoursing di Tahun 2023
Di SMAN 8 Jakarta, Bambang tidak sampai lulus. Hampir lulus. Kurang satu bulan. Ia harus buru-buru berangkat ke London. Ia mendapat beasiswa di sana. Dari Bellerbys College. Dari situlah Bambang lantas masuk kedokteran.
Mengapa di penampilan pertama pilih lagu Listen-nya Beyonce?
“Kebetulan grup kami baru tampil menyanyikan lagu itu. Sebelum tampil kami latihan terus. Jadi ya sudah, itu saja,” katanya.
Bambang memang bergabung dalam grup paduan suara: The Adam Street Singers. Sering tampil sebagai solo di situ. Itu bukan grup gereja tapi sering tampil dan latihan di panggung gereja.
Pernah juga Bambang tergabung dalam grup nyanyi Acapella SOUND. Juga pernah di grup West End Kids. Pokoknya menyanyi sama penting dengan sekolah.
Meski lagu Listen itu jenis R&B, tidak selalu Bambang memilih jenis itu. “Saya juga biasa nyanyi lagu pop. Jazz. Musical,” ujarnya.
Tentu Bambang juga sudah menonton film Dreamgirls. Lagu Listen adalah soundtrack dari Dreamgirls –film yang dibuat tahun 2006.
Semua teman Bambang di Inggris tahu kalau ia suka menyanyi. Dan bagus. Teman-temannya itulah yang mengajukan nama Bambang ke BGT.
Baca Juga:Tokoh Masyarakat Ganjaresik Datangi DPRD Sumedang210 Orang Gagal Berangkat Haji
Suatu saat Bambang diundang ke sebuah stasiun radio di London. Untuk wawancara. “Saya mengira akan diwawancarai soal bagaimana dokter menangani Covid,” ujarnya.
Ia sempat menyangka salah kamar. “Di radio itu saya masuk ke kamar yang ada banyak orang. Lalu saya minta maaf karena telah salah masuk. Ternyata mereka bilang saya tidak salah,” kenang Bambang.