sumedang, JATINUNGGAL– Magot mulai banyak dicari petani untuk tambahan pakan ternak. Dampak dari terus merangkaknya kenaikan harga pakan ternak dalam waktu beberapa bulan ini, petani ternak mulai membuat formula baru untuk mengurangi beban biaya pakan yang sangat tinggi.
Salah satu pembudidaya magot di Jatinunggal, Agus menerangkan, untuk saat ini pesanan magot memang sangat tinggi. Rata-rata konsumen dari kalangan petani ikan dan ayam.
Dikatakan, untuk sementara ini pihaknya masih belum bisa memproduksi jumlah magot dengan kapasitas banyak.
Baca Juga:Jalanan Samping Tol Cisumdawu Sering Dipakai FreestyleTidak Puas Putusan Pengadilan, Pendukung Korban Kekerasan Unjuk Rasa, Sempat Bakar Ban di Jalan Nasional
“Kalau permintaan magot sangat banyak. Bahkan, saya pernah ditangtangin salah satu petani ikan untuk memenuhi kebutuhannya, tapi untuk saat ini saya belum sanggup kalau memproduksi banyak,” katanya kepada Sumeks, Sabtu (11/6).
Dikatakan, untuk saat ini banyak petani ternak yang memilih membeli bibit magotnya untuk dikembangkan sendiri.
“Sekarang petani lebih kreatif lagi, mereka memilih membeli bibitnya untuk dikembangkan sendiri. Tadi saja saya dapat pesanan bibit untuk wilayah Cibugel dan Darmaraja,” kata dia.
Sementara itu, salah satu petani ikan di Bendungan Jatigede, Budi menyebutkan, pihaknya akan mencoba mengembangkan magot di sekitar pesisir waduk Jatigede. Hal itu untuk memanfaatkan limbah ikan yang mati. Sebab, selama ini ikan yang mati hanya dibiarkan begitu saja.
“Saya mau budidaya magot agar bisa membantu kebutuhan pakan ikan dan meminimalisir limbah ikan mati yang ada di Jatigede,” katanya
Dalam hal ini, pada saat magotnya berkembang banyak, maka petani ikan bisa mengganti sebagian pakan yang biasa di gunakan dengan magot yang lebih ramah lingkungan.
“Banyak manfaat yang akan dirasakan petani pada saat magot digunakan sebagai nutrisi tambahan untuk ternak ayam atau ikan,” katanya. (eri)