sumedangeskpres – Indosurya menggelar aksi di depan Gedung Mabes Polri, Jakarta, Selasa (28/6/2022). Ratusan massa yang mengaku sebagai korban investasi bodong Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
Dengan menampilkan lima orang yang berlakon seperti tuyul serta satu orang penampung dengan menggunakan jubah warna hitam, dalam aksi massa teatrikal tersebut.
Para tuyul yang sudah diarahkan oleh seorang penampung dengan sigapnya mengambil uang milik masyarakat yang dianalogikan sebagai investor, pada teaterikal tersebut.
Baca Juga:18 WNI Tewas di Sabah, Karena Diduga Dianiaya saat Didalam Tahanan MalaysiaViral, Pasien Mengaku Dilecehkan Perawat Di Jepara
Terpantau para investor bergelagat seperti orang yang sedang panik karena uangnya dirampas sepihak sambil berteriak penolakan.
“Jangan ambil uang kami, kembali kan uang kami tuyul,” kata massa aksi yang berlakon sebagai investor.
Aksi teatrikal itu berlangsung sekitar 15 menit yang dimulai dari pukul 12.05 WIB, dalam pantauan Tribunnews.com di lokasi.
Sambil menggelar teatrikal, sang orator di atas mobil komando juga tetap melayangkan orasinya.
Sebagi informasi, Aksi ini adalah aksi protes buntut bebasnya bos Indosurya Henry Surya Cs dari tahanan.
Tribunnews.com sempat berbincang dengan Melvin (53) yang juga salah satu korban KAP Indosurya cabang Bintaro.
Dia menceritakan awal mula bergabung menjadi nasabah di investasi bodong Indosurya.
Melvin mengungkapkan awal bergabung Indosurya berdasarkan ajakan temannya pada 2015 lalu.
Baca Juga:Kronologi Penemuan 46 Mayat Didalam Mobil Truk Kontainer TexasIstri Tessy Srimulat Meninggal dunia, Sang Pelawak Pingsan
Dia mengaku tergiur skema bagi hasil yang ditawarkan Indosurya yang disebutkan di atas bunga bank.
“Awalnya sebetulnya karena ajakan teman pada 2015. Di samping bagi hasil yang ditawarkan di atas bunga bank. Tawarannya 15-16 persen per tahun,” kata Melvin saat berbincang dengan Tribunnews.com saat aksi unjuk rasa di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Selasa (28/6/2022).
Melvin mengungkapkan bahwa dirinya resmi menjadi nasabah dengan menanamkan investasi sebesar Rp521 juta kepada Indosurya
Awalnya, pencairan yang dilakukan Indosurya tidak masalah selama 6 tahun terakhir.
Tiba-tiba pada akhir 2019, kata Melvin, Indosurya mulai mengalami gagal bayar dan mulai tidak lagi mencairkan uang nasabah. Alasannya, mereka terdampak pandemi Covid-19.
“Selama terakhir 5-6 tahun lancar semua pembayaran tapi yang menjadi catatan ini covid-19 yang menjadi alasan gagal bayar. Padahal gagal bayar itu KSP itu sejak akhir 2019 awal 2020. Sedangkan covid itu triwulan pertama 2020, KSP itu sejak awal sudah kena. Jadi itu pembenaran saja,” jelas dia.