sumedang, SITURAJA – Embung di Desa Cijati Kecamatan Situraja masih belum maksimal. Kehadiran embung yang seharusnya bisa mengairi hektaran sawah di desa tersebut pada musim kemarau, faktanya masih belum bisa dimaksimalkan.
Kepala Desa Cijati, Asep Junjun Junaedi mengakui, keberadaan embung di wilayah pertanian desanya itu masih harus dilakukan penambahan penunjangnya. Sampai saat ini, embung tersebut hanya sebatas menampung air pada musim hujan saja. Seharusnya fungsi embung itu sendiri mampu memberikan pasokan air pada musim kemarau.
“Embung yang sekarang ada bisa dikatakan embung tadah hujan, karena memang tidak ada sumber mata air pada musim kemarau. Dampaknya embung tersebut juga kering,” katanya kepada Sumeks, Selasa (12/7).
Baca Juga:Struktur Partai Terbentuk, PAN Sumedang Siap Bertarung, Akan Gelar Pasar PAN MurahPMI Sumedang Eksekusi Kegiatan Kerjasama dengan KOICA, PMI Pusat Bermitra dengan KOICA
Seperti yang diketahui, fungsi dari embung itu adalah menyediakan air untuk mengairi tanaman pada musim kemarau. Kemudian, meningkatkan produktivitas lahan, intensitas tanam, dan pendapatan petani di lahan tadah hujan. Lalu, mencegah/mengurangi luapan air pada musim hujan serta menekan risiko banjir.
“Sementara ini embung yang ada di desa ini hanya baru bisa mencegah banjir dan luapan air,” katanya.
Asep merencanakan untuk pembuatan sumur dalam di embung tersebut. Sebab, kendala utama tidak epektifnya embung tersebut karena tidak ada sumber mata air.
“Sepertinya harus dibuatkan sumur dalam, agar pada musim kemarau tetap bisa digunakan,” katanya. (eri)