Kondisi geologi dan penyebab gempa bumi
Wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah pantai selatan Provinsi DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Wilayah tersebut pada umumnya merupakan morfologi dataran pantai, perbukitan hingga perbukitan terjal yang tersusun oleh batuan berumur tersier (terdiri dari batuan sedimen, batu gamping dan batuan rombakan gunung api) serta endapan kuarter (terdiri dari endapan aluvial pantai, aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda).
Sebagian batuan berumur tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.
Baca Juga:Kelas Dunia, BRI Jadi Bank Terbaik di Indonesia Versi The BankerIbunda Korban Pencabulan di Kebayoran Lama Ketakutan karena Pelaku Masih Berkeliaran, Meminta Polisi Segera Menangkap Pelaku
Selain itu, morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsoran apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat di daerah ini.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas zona penunjaman yang terbentuk akibat tumbukan antara Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudra Indo-Australia dengan mekanisme pada umumnya berupa sesar naik.
Atas peristiwa yang terjadi, masyarakat diimbau tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi resmi, serta waspada atas kejadian gempa bumi susulan yang diperkirakan kekuatannya lebih kecil.
Selain itu, daerah pantai selatan Provinsi DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur tergolong rawan bencana gempa bumi dan tsunami, sehingga diimbau agar meningkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami melalui mitigasi non struktural.(pkl1/adit)
Sumber: kompas.com