Setelah itu, Abu Bakar memerdekakan Bilal dari statusnya sebagai budak.
Muadzin pertama
Setelah dimerdekakan oleh Abu Bakar, Bilal kemudian fokus menghabiskan waktunya bersama Nabi Muhammad.
Kedekatan Bilal dengan Nabi Muhammad membuatnya dihormati dan dimuliakan oleh para sahabat.
Bilal juga menjadi orang Islam yang ikut hijrah dari Mekkah ke Madinah bersama Nabi Muhammad pada 622.
Baca Juga:Kisah Pembangunan Kabah, Kiblat Umat Islam di DuniaPeran Umat Muslim dalam Kemerdekaan Indonesia
Begitu sampai di Madinah, Nabi Muhammad kemudian memerintahkan untuk membangun masjid.
Setelah pembangunan masjid selesai, Bilal kemudian ditunjuk langsung oleh Nabi Muhammad untuk mengumandangkan azan.
Nabi Muhammad menunjuk Bilal sebagai muadzin karena memiliki suara yang bagus dan lantang.
Sejak saat itulah, adzan digunakan untuk menunjukkan waktu masuknya salat lima waktu.
Bilal menjadi muadzin sampai Nabi Muhammad meninggal dunia. Setelahnya, Bilal berhenti menjadi muadzin.
Hal itu disebabkan Bilal tidak pernah sanggup menyelesaikan lantunan adzannya.
Ia selalu tersendat ketika melafalkan kalimat “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah” yang berarti “Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah”.
Menurut sejarawan Islam, Bilal bin Rabah meninggal dunia pada 18 Hijriyah atau 640 Masehi.
Bilal meninggal dunia di Damaskus pada usia 72 tahun.
Baca Juga:Ki Ageng Henis, Tokoh Penyebar Agama Islam di SoloSejarah Sultan Hidayatullah II
Ada versi lain yang berpendapat bahwa Bilal meninggal dunia di Madinah.
Menjelang kematiannya, Bilal berkata kepada istrinya bahwa ia senang karena segera bertemu dengan Nabi Muhammad yang sangat ia cintai.
Bilal dimakamkan di pemakaman Bab Al-Saghir, Damaskus. Namun, ada versi lain yang menyatakan bahwa Bilal dimakamkan di Amman, Yordania.(pkl1/adit)