sumedang, TANJUNGKERTA – Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Jawa Barat gelar Seminar Nasional Literasi Digital, Minggu (24/7).
Kegiatan ini merupakan program kerjasama antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan beberapa Lembaga PBNU. Diantaranya LAKPESDAM, LTN NU, LDNU, RMI NU, Lembaga Ma’arif NU dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Program berskala besar ini melibatkan partisipasipan yang luas. Baik di NU ataupun terbuka bagi pihak manapun yang ingin ikut serta.
Kegiatan ini dilaksanakan di Ponpes Al-hikamussalafiyyah Sumakantri Tanjungkerta Sumedang.
Baca Juga:PMI Klaim Stok Darah AmanPentas Seni Ciptakan Ruang Aspirasi Bagi SenimanÂ
impinan Ponpes Al-Hikamussalafiyyah KH Sa’dulloh selaku mengatakan Ahlan Wasahlan. Meskipun informasi pengalihan lokasi kegiatan ini mendadak yang tadinya bertempat di aula PWNU Jawa Barat.
“Ini merupakan kehormatan bagi kami karena kegiatan Seminar Literasi Digital bertempat disini. Kegiatan mendadak seperti ini sering terjadi, tapi Alhamdulillah kami selalu siap memfasilitasi semata-mata sebagai khidmah kami kepada Nahdlatul Ulama,” katanya.
“Permohonan maaf kepada seluruh tamu, khususnya yang di luar Sumedang. Jamuannya alakadarnya. Malah saya lupa khas Sumedang ini tahu, namun belum sempat membeli tahu,” guyon KH Sa’dulloh.
Sementara itu, Wakil Ketua LTN PBNU Rahmat Sahid mengatakan tujuan adanya kegiatan Seminar Nasional Literasi Digital ini agar suasana di dalam pergaulan digital yang sudah semakin mendominasi ruang hidup menjadi lebih positif. Kemudian, maslahat dan menghindari informasi negatif dalam digital di tengah masyarakat.
Sehingga, informasi yang disebarkan teruji faktualitasnya dan kredibilitas lnya.
“Kita belajar agama tidak hanya terkait dengan pengetahuan akliyah saja. Namun, menyangkut ruhaniyah yang lebih. Apa yang benar secara akal juga keberkahan untuk kita sesuai apa yang sudah guru-guru kita ajarkan,” tuturnya.
Ditegaskan, beragama ini bukan hanya sekedar mengamalkan amaliyah saja, tapi bagaimana mana menjaga dan menghubungkan regenerasi sanad dari guru-guru yang tersambung sampai baginda Rosululloh melalui pemanfaatan digitalisasi yang berkembang sangat pesat.
“Maka penting bagi kita untuk mengembalikan semangat itifaq kepada ulama kita yang ahli sanad ini untuk menjaga kebarokahan,ini jangan sampai hilang,” tegasnya.