Kabarnya ponsel Vera Simanjuntak disita, bahkan pemeriksaannya tiga hari berturut-turut.
Atas dasar itu, lanjut Syamsul, sebaiknya HP Putri Candrawati dan Ferdy Sambo juga diperiksa.
“Ya ini biar lebih adil. Jangan ada istilah tumpul ke atas tajam ke bawah dong ya,” sindir Syamsul.
“Bagaimana jadinya kalau isi ponsel mbak Vera itu benar-benar menunjukan fakta hukum terkait kebenaran adanya isu ancaman dan cerita tangis Brigadir J,” katanya.
Baca Juga:Polisi Ringkus Ayah Yang Cabuli Anak Kandung Di PringsewuDitemukan Mayat dalam Karung Goni Diduga Korban Pembunuhan di Sukamakmur
“Ini seru. Bisa jadi episode panjang. Apa mau dibersihkan juga tuh. Nah komentar seperti ini yang seakan-akan mencurigai polisi,” tambahnya.
Kecurigaan publik, sambung Syamsul, juga menyasar pada orang-orang yang secara jelas berkomunikasi dengan Ferdy Sambo pasca kejadian.
“Anda bayangkan jika semua ponsel baik milik Ferdy, Putri, Joshua, Eliezer, Budhi, Fadil, Hendra, Ramadhan, Benny, Gatot, semua ADC dipegang Komnas HAM? Entah apa yang terjadi,” terangnya.
Publik, sambung Syamsul Arifin, tetap mengawal peristiwa polisi tembak polisi ini sampai tuntas. Seperti pesan yang telah disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, termasuk penegasan Menkopolhukam Mahfud MD untuk mengungkap hasil autopsi ulang Brigadir J.
“Kasus ini cuma butuh kejujuran dan jiwa ksatria. Jujur sejujur-jujurnya tentang apa yang dilaporkan oleh Fadil, Dedi, Ramadhan, Budhi, Hendra, Benny dll, termasuk Wakapolri,” tandasnya.
Kapolri, sambung dia, bisa saja memanggil langsung dan mengintrogasi Bharada Eliezer.
“Mudah kan? tidak ada yang sulit jika sejak awal dibangun komitmen keterbukaan, transparansi seperti yang disampaikan Fadil, Dedi maupun Ramadhan,” imbuhnya.
Baca Juga:Hasil Autopsi Brigadir Joshua Bisa Sampai 2 Bulan, Tim Forensik Mengaku Bahwa Terkendala Tubuh Brigadir J DiformalinJatuhnya Roket China di Dekat Kalimantan, Membuat AS Murka
Sejak awal polisi terlalu terburu-buru menyimpulkan sebelum akurasi data dan barang bukti benar-benar cukup.
“Ahli balistik, ahli forensik, ahli IT, ahli kriminal harus disatukan untuk mengungkap peristiwa penembakan itu. Semangatnya bukan mencari problem asmara atau hubungan gelap ya,” tandas Syamsul Arifin.(pkl1/adit)
Sumber: pojoksatu.id