Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto, menyatakan bahwa melalui Ekosistem Pangsi ini, kelompok masyarakat seperti pondok pesantren, kelompok tani dan kelompok masyarakat yang berfokus pada sisi hulu produk pertanian, perikanan budidaya, perikanan tangkap, pembenihan dan pembibitan, akan didorong untuk dapat memiliki produk kemasan atau produk olahan turunan yang bernilai tambah melalui pendampingan dan kemitraan oleh pemerintah daerah, Kementerian/Lembaga, Bank Indonesia, lembaga pendidikan hingga perbankan.
Selain itu, guna mendorong efisiensi dan efektifitas proses bisnis sekaligus meningkatkan daya saing, seluruh pihak yang terlibat dalam Ekosistem Pangsi juga akan didorong untuk mengakselerasi implementasi digitalisasi secara end-to-end mulai dari sisi produksi-pasca produksi-pemasaran-pembayaran-pembiayaan melalui implementasi smart farming, smart fishery, packing house, refrigerated logistic, hingga optimalisasi penggunaan digital banking services.
Lebih lanjut, dalam Ekosistem Pangsi ini juga diintegrasikan dengan sektor pariwisata Sukabumi melalui desa wisata berkonsep agrowisata sehingga tidak hanya menyajikan keindahan alam wisata sebagai atraksi utama wisatawan, namun juga turut berkontribusi dalam penguatan ketahanan pangan melalui atraksi wisata lainnya yang menyajikan user experiences bagi para wisatawan mengenai proses hulu-hilir produk pangan hingga produk olahan pangan dalam lingkup konsep agrowisata. (PKL3/Salma)