“Untuk level ketiga dari Kurikulum Merdeka itu untuk yang sudah benar siap sekali. SMP di Sumedang itu dianjurkan antara pilihan level satu dan dua, Kurikulum Merdeka Mandiri Belajar dan Mandiri Berubah. Jadi untuk SMPN 7 Sumedang Mandiri diterapkan Level yang kedua Mandiri Berubah. Hal ini juga didukung dengan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) atau Guru yang cukup di kami,” jelasnya.
Sutarman berharap, pendidikan di Sumedang khususnya dan di Indonesia pada umumnya, anak atau siswa itu jangan dibekali teori terus. Anak itu akan lebih nyata, punya keterampilan, kalau pembelajarannya langsung melalui praktik, pembelajaran projec atau yang lainya. Sesungguhnya itu yang akan menjadi bekal hidup, dimana anak itu akan memiliki kompetensi atau keterampilan.
“Jadi intinya menurut saya sudah saatnya Indonesia berhenti memproduksi anak-anak yang General. Maksud General disini yaitu kemampuannya umum secara teoritis, tetapi tidak punya keahlian apapun,” paparnya.
Baca Juga:Edukasi & Akselerasi UMKM Naik Kelas, BRI Selenggarakan “Pengusaha Muda BRILian 2022”Bandung Peringkat Satu Transaksi Digital Se-Jabar
Diakui, dirinya lebih suka arahkan saja anak pada satu bidang, tapi bisa menguasai itu. Apakah bidang Olahraga atau Seni atau yang lainya. Itu yang lebih jelas buat bekal hidup, daripada anak pintar tapi teoritis umum. Dan, ketika dia harus bekerja praktek tidak bisa.
“Jadi intinya kami ingin melahirkan peserta didik yang lebih memiliki kemampuan praktis keterampilan. Karena itu yang akan menjadi bekal hidupnya. Itu harapan saya terkait dengan penerapan Kurikulum Merdeka ini,” tutupnya. (ahm)