sumedangekspres – Menjadi sosok yang mencuri perhatian, Kamaruddin Simanjuntak, sebagai kuasa hukum keluarga Brigadir J.
Cukup lantang menyuarakan adanya kejanggalan, Kamaruddin terkait mengungkap kasus Brigadir J.
Ia nampak berusaha keras untuk mengungkap fakta kematian Brigadir J bukanlah karena tembak menembak.
Baca Juga:Mantan PM Malaysia Najib Razak Dijatuhi Hukuman 12 Tahun Resmi Huni Penjara KajangVideo Berisikan Uang Rp 900 Miliar Adalah Pengungkapan Kasus Dolar Palsu di Atlanta
Membuat nama Kamaruddin Simanjuntak mendadak heboh, dengan segala keberanian serta gaya bicara yang selalu berapi-api.
Namun siapa di balik sosoknya yang menggebu-gebu ternyata ada cerita pilu yang pernah dialami oleh Kamaruddin.
Awalnya Kamaruddin menjelaskan tidak gentar jika banyak mendapatkan teror.
Lantas ia menceritakan tragedi kelam yang pernah menimpa anak dan istrinya.
“Tahun 2016 waktu saya membela putri Soekarno dulu. Istri saya baru jalan 400 meter dari rumah baru keluar komplek, dibakar istri saya dan anak saya, jadi saya udah ga ada takut,” ujar Kamaruddin, dilansir dari Youtube Seleb Oncam News, Rabu 24 Agustus 2022.
“Pokoknya jangan pernah takut sama bandit, bandit yang harus takut,” sambungnya.
Kamaruddin menekankan saat ini ia tidak peduli apapun teror yang didapatkan.
“Jadi kalau kita gak takut dan berani, kejahatan yang berkurang,” ujarnya.
Baca Juga:Tukang Becak Meninggal Dunia Di Gegesik Cirebon, Diduga Tabrak Lari, Ada Pecahan Body MotorTerbongkar Hubungan Putri Candrawathi dan Brigadir J Saat di Magelang, Potret Ini Jadi Bukti Kuat!
“Tapi kalau kita takut sama mafia. Untuk itu mari kita rebut Polri dari mafia,” sambungnya.
Profil Kamaruddin
Perlu diketahui, Kamaruddin lahir pada 21 Mei 1974, yang berarti usianya kini memasuki 48 tahun.
Pria berdarah batak tersebut memutuskan untuk merantau ke Jakarta, setelah menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 Siborongborong pada 1992.
Sebelumnya, Kamaruddin tidak terpikir untuk menjadi pengacara.
Berasal dari keluarga miskin, membuat dirinya nekat untuk mengadu nasib di ibu kota.
Asam garam kehidupan nampaknya sudah dilalui oleh pria berkumis ini.
Ia sempat hidup luntang lantung, bahkan tinggal di kolong jembatan di daerah Klender, Jakarta Timur karena tidak mampu membayar uang kos.
Selama tiga bulan, dirinya menjadi gelandangan dan bekerja serabutan demi bisa bertahan hidup.
Berbekal ijazah SMA yang dimilikinya, Kamaruddin mencoba melamar kerja di beberpa perusahaan.
Hingga pada 1993, ia diterima bekerja sebagai customer service sebuah restoran.
Dari sana, ia mencoba merintis bisnis kecil-kecilan, namun sayang, usahanya tak berjalan lancar.