sumedangekspres, BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat meneguhkan komitmennya menyikapi isu ketimpangan gender. Yakni, konsisten dalam pemberdayaan perempuan. Salah satunya, melalui kebijakan Sekolah Perempuan di Jawa Barat yang di-launching pada tanggal 16 Desember tahun 2018.
Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar, tahun 2022 ini, Pemprov kembali melaksanakan pelatihan vokasional Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta).
Pelatihan vokasional Sekoper Cinta ini, merupakan salah satu wujud dari visi misi Jawa Barat 2018-2023. Yaitu, Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi. Dan misi kedua, yakni melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan publik yang inovatif.
Baca Juga:Siswa Antusias Ikuti Lomba Mewarnai pada Hari Ulang Tahun PMITol Cisumdawu Segera Dioperasikan Oktober, Seksi Dua dan Tiga Gratis Sementara
Sehingga, melalui program Sekoper Cinta, di masa depan tidak ada lagi kalangan perempuan di Jawa Barat yang tidak tersentuh pendidikan, baik itu formal maupun non-formal. “Mengukur kemajuan suatu bangsa itu, pertama dilihat dari ekonomi serta infrastruktur, selanjutnya reformasi birokrasi dan terkahir SDM (sumber daya manusia, red). Kalau bicara SDM, maka tidak ada kata berhenti untuk mencari ilmu. Salah satunya, melalui program Sekoper Cinta,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada acara launching pelatihan vokasional Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) 2022 di Gedung Sekoper Cinta, Jalan Turangga 25, Kota Bandung, Senin 19 September 2022.
Ridwan Kamil bersyukur, selama tiga tahun terakhir, program pelatihan vokasional Sekoper Cinta dibersamai institusi luar negeri, dalam hal ini Ministry of Gender Equality and Family (MoGEF) Republic Korea atau Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Republik Korea Selatan.
“Isu ketimpangan gender tidak hanya terjadi di Indonesia tapi di berbagai negara. Sehingga, negara-negara di dunia menyepakati isu ketimpangan gender dengan menjadikan salah satu indikator dalam sustainable development goals. Yaitu gender equality atau kesetaraan gender,” tegas Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, Program Sekoper Cinta pada tahap pertama di tahun 2019 dan 2020, adalah materi dasar dan tematik. Di antaranya pengenalan tentang Sekoper Cinta, citra diri perempuan, membangun keluarga bahagia, keterampilan dasar perempuan, kesehatan keluarga dan terkait materi lingkungan hidup serta penanggulangan bencana. “Peserta Sekoper Cinta tahap pertama pada tahun 2019-2021, mencapai lebih dari 34.900 ribu alumni yang tersebar di 27 kota kabupaten di Jawa Barat,” beber Ridwan Kamil.