sumedang, JATINANGOR – Untuk menunjang ketahanan pangan di desa, mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) memberikan penawaran domba dengan spek atau kriteria yang dimiliki kepada pemerintah desa.
Hal itu dikatakan Wahyu, 25, salah satu mahasiswa S2 Fakultas Peternakan Unpad semester 4 kepada Sumeks, Kamis (6/10).
Dengan penawaran seperti itu, kata dia, ada kepala desa yang tertarik lalu melihat secara langsung kondisi domba yang ditawarkan di kandang, di wilayah Desa Cileles Kecamatan Jatinangor.
Baca Juga:Dewan Dorong Pengadaan Lahan Relokasi UPTD Puskesmas CimanggungKorban Longsor Pertanyakan Nasib, Datangi Kantor Bappppeda
“Setelah cocok, baru ada kerjasama pembelian hewan untuk program ketahanan pangan hewani di desanya,” terangnya.
Ia menjelaskan, kambing dan domba yang dibeli darinya bergaransi. Artinya, jika domba mati dengan waktu tertentu akan diganti seratus persen dengan yang hidup.
Biasanya, kata Wahyu, setiap domba perpindahan kandang tentunya ada penyesuaian. Bisa saja ada domba mati di kandang peternak di desa. “Nah jika ada domba mati, kami ganti dengan yang hidup,” ucapnya.
Dijelaskan, kriteria penggantian itu salah satu domba mati bukan karena disengaja atau disiksa. “Tapi mati karena penyesuaian kandang, itu yang bisa di ganti,” ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, setiap pemdes harus mengikuti aturan dan regulasi Perpres 104 tahun 2022 tentang pemanfaatan Dana Desa (DD) sebesar 20 persen untuk ketahanan pangan yang berupa Hewani dan Nabati.
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Dana Desa Pasal 34 ayat (2), bahwa Pemerintah Desa menganggarkan kegiatan ketahanan pangan dan hewani sesuai dengan karakteristik dan potensi Desa.
Untuk menunjang program ketahanan pangan dan hewani ada diantaranya pemerintah desa realisasikan ketahanan pangan ternak dengan pengadaan Domba yang bekerja sama dengan mahasiswa Unpad. (kos)