“Sayangnya ini yang belum seluruhnya optimal dalam melaksanakan koordinasi tersebut,” kata Irvan.
Upaya ketiga adalah mewaspadai insiden ikutan saat bencana terjadi. Beberapa di antaranya mewaspadai arus air saat banjir terjadi, mengenal titik-titik lubang dan saluran air yang kemungkinan tidak terlihat saat banjir, hingga mematikan arus listrik ketika banjir menggenang untuk mencegah sengatan listrik.
“Kemudian siapkan lokasi evakuasi yang lebih tinggi dari banjir, serta siapkan penampungan air bersih untuk menghindarkan kita dari penyakit kulit,” tambahnya.
Baca Juga:Tanaman Keras Mampu Cegah LongsorBabinsa Kerjabakti Bangun Masjid, Wujud Kemanunggalan TNI Dengan Rakyat
Upaya lainnya adalah mengenal struktur bangunan. Identifikasi bangunan yang riskan runtuh akibat terjangan air harus dilakukan. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan korban tertimpa runtuhan bangunan.
Irvan menyebut bahwa tanah longsor merupakan bencana geoklimatologi, atau bencana yang diakibatkan faktor cuaca (hujan) dan kondisi geologi (genetik wilayah), seperti karakteristik batuan dan tanah, struktur geologi, topografi lahan, kadar air yang terkandung dalam material batuan dan tanah.
Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya longsor adalah getaran akibat kendaraan berat atau aktivitas manusia lainnya serta gempa bumi.
Deteksi Dini Peristiwa tanah longsor sendiri dapat diantisipasi dengan melihat gejala dan kondisi sebelum terjadi bencana. Kondisi awal bisa dilihat dari adanya retakan di bagian atas (puncak) harus segera ditutup oleh tanah atau ada gundukan tanah di bagian kaki lereng. Adanya tanah amblas. Pohon dan tiang listrik miring. Selain itu, biasanya diawali dengan longsoran kecil di beberapa titik serta keluarnya air dari dalam lereng.
“Jika ada indikasi air yang keluar pada lereng kritis harus diwaspadai. Lereng bisa longsor sewaktu-waktu jika kadar airnya meningkat,” kata Irvan.
Kajian terhadap potensi kebencanaan juga perlu dilakukan, seperti berapa tinggi dan kemiringan dari lereng, berapa tebal tanah, bagaimana saluran airnya, hingga apakah ada perubahan fungsi lahan dari lereng tersebut. Juga, apakah termasuk daerah rawan longsor berdasarkan peta zona kerentanan gerakan tanah yang diterbitkan oleh Badan Geologi.
Salah satu tanda-tanda yang perlu diwaspadai ketika terjadinya longsor adalah terdengar suara gemuruh dari arah lereng. Jika terdengar suara gemuruh, masyarakat di kawasan rawan sebaiknya mengevakuasi ke lokasi yang aman.