Tarawangsa Kesenian Tradisional Sumedang yang Masih dilestarikan!

Tarawangsa kesenian tradisional Sumedang
Tarawangsa kesenian tradisional Sumedang(tangkapan layar)
0 Komentar

Sementara itu, sumber lain menyebutkan bahwa kata tarawangsa juga ditemukan dari kitab kuno Sewaka Darma yang menyebutkan bahwa tarawangsa adalah alat musik. Tarawangsa merupakan perkembangan dari alat musik rebab. Rebab muncul di tanah Jawa setelah zaman Islam sekitar abad ke-15—16, merupakan adaptasi dari alat gesek bangsa Arab yang dibawa oleh para penyebar Islam dari tanah Arab dan India. Setelah kemunculan rebab, tarawangsa biasa pula disebut dengan nama rebab jangkung (rebab tinggi), karena ukuran tarawangsa umumnya lebih tinggi daripada rebab (Kurnia, 2003).
Dilhat dari segi fungsinya, seni Tarawangsa selalu dipertunjukan dalam siklus penanaman padi, yang dalam masyarakat agraris tradisional selalu diidentikan dengan sosok Nyai Sri Pohaci/Nyi Pohaci Sanghyang Dangdayang Asri, Dewi Asri (Dewi Sri) sebagai dewi padinya masyarakat Sunda.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Didi Wiardi (alm.) dan Asep Saipul Ahmad pada 2008, kesenian Tarawangsa ternyata ditemukan pula di daerah Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Tasikmalaya. Dan satu di Kabupaten Lebak Provinsi Banten tepatnya pada masyarakat Baduy. Walau setiap tempat berbeda secara tekstual (Ahmad, 19 Februari 2009). Khusus untuk di Kabupaten Bandung, kesenian Tarawangsa tepatnya terdapat di daerah Soreang dengan nama Tarawangsa Pangguyangan Soreang. Hal ini diketahui berdasarkan maestro tarawangsa yang masih terdapat di daerah tersebut yaitu, Aki Oyo sebagai penggesek tarawangsa dan Emid (45 tahun) sebagai pemetik kacapi yang merupakan anak kandungnya sendiri (Ahmad, 19 Februari 2009).
Pertunjukan tarawangsa di setiap wilayah memiliki perbedaan bentuk dan struktur. Pertunjukan tarawangsa di wilayah Rancakalong, pertunjukannya tidak dilengkapi oleh vokal, hanya dua instrumen saja, yaitu jentreng dan tarawangsa, sedangkan seni tarawangsa di wilayah Cibalong Tasikmalaya, dipengkapi dengan instrumen lainnya, seperti calung rantay,
Berikut ini adalah salah satu lirik lagu Salancar yang digunakan untuk bubuka dalam pertunjukan Calung tarawngsa di Cibalong. (Anzil Hidayat, 2012)

1. Asalamu’alekum
Amita kanu kagungan bumi
Anu kagungan lembur
Ayeuna muga-muga jembar pangampura
Ti luhur sausap rambut

2. Aduh-aduh ibu
Hurung eta lain layung
Eta herang lain bulan

0 Komentar