sumedangekspres – Kesehatan tanah adalah unsur yang sangat esensial. Tanah menyediakan 95% dari makanan yang kita makan. Namun, PBB mengatakan sepertiga dari tanah secara global telah terdegradasi. Hal itu menyebabkan kualitas dan kuantitas hasil panen berkurang.
Ketika kesehatan tanah menurunkan kapasitasnya untuk mendukung hewan dan tumbuhan, maka tanah akan kehilangan kualitas kimia dan biologis yang menopang jutaan organisme di dalamnya.
Silvia Pressel, seorang peneliti di Natural History Museum (NHM) mengungkapkan, praktik pertanian yang intensif dapat mengganggu struktur tanah.
Baca Juga:Kapolresta Bandung Instruksikan Tembak Pelaku KejahatanKPPI Jabar Berharap KPPI Sumedang Lebih Baik
“Praktik pertanian intensif dapat mempercepat erosi tanah, hilangnya bahan organik dan kesuburan, serta gangguan pada siklus air, karbon organik, dan nutrisi tanaman.” ujar Silvia.
Ketika tanah terdegradasi, proses yang terjadi di dalamnya pun akan ikut rusak. Hal ini menyebabkan penurunan kesehatan tanah, keanekaragaman hayati dan produktivitas. Sehingga memicu masalah di semua tingkat ekosistem, dan mengakibatkan konsekuensi lingkungan yang lebih besar.
Membudidayakan lahan secara berlebihan, dan hanya menanam satu tanaman di area lahan yang sama (monokultur), juga dapat merusak lapisan tanah.
Menurut penelitian yang didanai oleh Uni Eropa, dalam skenario pertanian ini, nutrisi yang sama diserap berulang kali. Hal itu dapat menyebabkan penipisan tanah, dan menciptakan lingkungan yang ideal untuk hama dan penyakit tanaman.
Penggunaan bahan kimia dan pupuk yang berlebihan untuk mengatasi hal ini, juga dapat mencemari lingkungan. NHM mengatakan, tanah sangat penting bagi kehidupan di Bumi selain menyediakan makanan.
Mineral dan mikroba di dalam tanah memainkan peran penting dalam membersihkan air dan menyaring polutan. Tanah juga membantu mengatur pergerakan air dan mencegah banjir dengan mengendalikan curah hujan dan air irigasi.
Organisme di dalam tanah dapat membunuh bakteri berbahaya, bahkan digunakan dalam pengobatan. Kelompok antibiotik yang merupakan penisilin berasal dari tanah.