Bisakah Posisi Geografi Menjelaskan Tingkat Produktivitas Pertanian ?

Kualitas lahan dan geografi seringkali menjadi wacana publik tentang rendahnya produktivitas pertanian di negara-negara berkembang.
Kualitas lahan dan geografi seringkali menjadi wacana publik tentang rendahnya produktivitas pertanian di negara-negara berkembang.
0 Komentar

sumedangekspres – Kualitas lahan dan geografi seringkali menjadi wacana publik tentang rendahnya produktivitas pertanian di negara-negara berkembang. Gagasan itu berasal dari fakta bahwa kualitas lahan dan atribut geografis dinilai penting untuk mendukung produktivitas pertanian di tingkat mikro.

Akan tetapi, dapatkah geografi menjelaskan perbedaan produktivitas pertanian antara negara maju dan negara berkembang pada tingkat makro? Pada hakikatnya, ada perbedaan yang mencolok dalam standar hidup di berbagai negara. Hal itu diwakili oleh produk domestik bruto riil per kapita, dengan harga umum di seluruh negara.

Dalam makalah Adamopoulos dan Restuccia 2022, para peneliti mengukur peran geografi dalam menghitung perbedaan produktivitas pertanian di berbagai negara. Pengukuran tersebut didukung oleh data mikrogeografi beresolusi tinggi, dan kerangka akuntansi spasial.

Baca Juga:Inilah Produk Makeup yang Wajib Kamu Miliki sebagai PemulaHukum Senjata Api di Amerika Tidak Didukung Oleh Bukti, Inilah Alasannya!

Secara garis besar, ada dua penjelasan tentang perbedaan produktivitas pertanian antar negara. Pertama, perbedaan kekayaan geografis antar negara.

Menurut penjelasan pertama, negara-negara berkembang memiliki kerugian alami di bidang pertanian karena kualitas lahan yang rendah, geografi yang terjal, dan tanah yang gersang. Pertanian berlangsung lintas ruang, menggunakan input spesifik lokasi, dan akibatnya, geografi akan dilihat lebih penting bagi pertanian daripada sektor lainnya.

Kedua, karena perbedaan institusi, kendala, gesekan, atau kebijakan yang dapat membuat pilihan ekonomi di bidang pertanian. Hal itu juga dapat memengaruhi tingkat produktivitas.

Setelah dilakukan serangkaian penelitian, para peneliti Adamopoulos dan Restuccia menyimpulkan bahwa, kualitas lahan dan geografi tidak dapat membenarkan kesenjangan produktivitas pertanian di antara negara maju dan negara berkembang.

Temuan ini menggembirakan, karena dapat memberikan ruang untuk meningkatkan produktivitas pertanian di negara-negara berkembang. Khususnya, yang memiliki implikasi luas terhadap transformasi dan pembangunan struktural mereka.

Dengan menggunakan model dua sektor standar, para peneliti menunjukkan bahwa peningkatan tiga kali lipat dalam produktivitas pertanian, disebabkan oleh peningkatan hasil potensial.

0 Komentar