3. Generasi Z
Setelah generasi Y, muncul generasi Z yang didominasi oleh kelahiran tahun 1997-2012. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, Gen Z menduduki peringkat pertama dengan jumlah 74,93 juta jiwa (27,94%). Serupa dengan Gen Y, Gen Z juga tumbuh dengan teknologi, internet, dan sosial media sehingga dikenal sebagai generasi pecandu teknologi dan cenderung anti sosial. Gen Z juga seringkali disebut sebagai generasi influencer yang merupakan penduduk asli dari era digital.
Akrab dengan teknologi dan internet, membuat Gen Z kaya akan informasi. Namun, ketergantungan terhadap teknologi membentuk karakter yang keras kepala, suka sesuatu yang instan, dan selalu terburu-buru. Terbiasa berinteraksi dengan siapapun tanpa batasan membuat Gen Z lebih demokratis dan sangat kreatif dibanding dengan generasi sebelumnya.
Berikut merupakan karakter dari Gen Z :
- Suka berkolaborasi dalam melakukan pekerjaan
- Fleksibel
- Menyukai tantangan dan dimotivasi oleh pencapaian
- Suka mencari cara yang baru dalam menyelesaikan masalah.
- Tech savvy (mahir teknologi)
- Suka mengumbar privasi
- Mandiri
- Toleran
- Suka berkomunikasi secara maya
- Memiliki ambisi
Generasi milenial dan zoomers (Gen Z) seringkali didefinisikan sebagai generasi yang menyukai kebebasan, fleksibel, mandiri, media sosial, dan internet of thing (IOT).
Baca Juga:Dikelola Swasta, Buricak Burinong Berganti NamaPenjualan Knalpot Bronk Anjlok
Menjadi generasi termuda saat ini, yang termasuk dalam Post Gen Z adalah anak-anak yang lahir setelah tahun 2013 dengan jumlah 29,17 juta jiwa (10,88%). Post Gen Z juga dikenal dengan ‘Gen Alpha’ atau α yang diambil dari alfabet Yunani.
4. Post Gen Z
Berbeda dengan generasi baby boomers, yang dinamai berdasarkan fenomena demografi yang unik, penamaan Gen X, Y, Z atau alpha menyediakan “kanvas kosong” dimana mereka dapat membuat identitasnya sendiri yang relevan dari periode generasi tersebut. Gen Alpha mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Adaptif
- Bermain dengan permainan yang berbasis aplikasi
- Lebih banyak waktu yang dihabiskan di depan layar
- Pembelajaran berfokus pada mempelajari skill
- Gaya bekerja yang kolaboratif
- Gen alpha lebih mengutamakan pendidikan sehingga akan menginvestasikan waktunya lebih lama untuk menempuh pendidikan
- Tidak membutuhkan struktur otoritas yang sama, hirarki, atau pendekatan kekuasaan tradisional karena generasi ini lebih kolaboratif
- Generasi yang paling digitally savvy (paling mahir dunia digital)
- Keterampilan interpersonal menjadi hal yang lebih penting dibandingkan generasi sebelumnya