sumedangekspres – Dikutip dari Hellriegel, D., & Slocum (2011) dalam buku Organizational behavior, thirteenth edition, stres kerja adalah suatu ketegangan pada fisik yang dirasakan oleh seseorang, karena terdapatnya tuntutan yang melebihi kemampuan dirinya. Perasaan tersebut nyatanya umum dialami di kalangan para pekerja.
Dilansir dari BjPsych Bulletin, ada sebanyak 440.000 orang di Inggris mengeluhkan stres, depresi, atau kecemasan terkait pekerjaan yang membuat mereka sakit. Praktik manajemen yang memicu stres termasuk tuntutan pekerjaan yang tidak realistis, kurangnya dukungan, perlakuan tidak adil, tidak bebas mengambil keputusan, kurangnya penghargaan, ketidakseimbangan antara upaya dan penghargaan, peran yang saling bertentangan, kurangnya transparansi, dan komunikasi yang buruk.
Namun, penyebab stres yang dialami oleh para pekerja muda ternyata bisa berbeda, dengan stres yang dialami oleh orang dewasa. Hal itu karena terdapat perkembangan psikososial yang berbeda antara orang dewasa muda dan tua.
Baca Juga:Kenaikan Cukai Rokok Merupakan Salah Satu Solusi Dalam Mencegah StuntingAplikasi TikTok Aktifkan Batasan Konten Untuk Pengguna Remaja
Sebuah studi yang meneliti 18 orang pekerja muda yang berusia 17-29 tahun menemukan fakta bahwa, para pekerja muda memandang stres kerja sebagai akibat dari tiga hal. Di dalamnya termasuk kurangnya kesempatan belajar, interaksi sosial yang buruk, dan kurangnya kesempatan untuk melakukan inisiatif.
Selain itu, durasi kerja yang panjang juga bisa menjadi penyebab stres pada seorang pekerja. Namun, hal itu mungkin tidak berlaku bagi workaholic atau mereka yang senang bekerja. Sedangkan bagi orang yang perfeksionis, sifat untuk selalu sempurna bisa menyebabkan jam kerja yang panjang, sehingga bisa menyebabkan stres.
Terlepas dari apa pun penyebabnya, stres kerja merupakan masalah yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, perasaan tersebut tidak hanya bisa menyebabkan penyakit fisik seperti maag, melainkan juga tekanan psikologis dan penyakit mental.
Menurut Robbins & Judge (2017) dalam buku Organizational Behavior, Seventeenth Edition, stres dalam bekerja bisa melibatkan tiga aspek yaitu:
1. Fisiologis, merupakan perubahan di dalam metabolisme tubuh berupa meningkatnya detak jantung, gangguan pernapasan, tekanan darah, otot kaku hingga masalah pada sistem pencernaan.