Kisah Dwi Sri Atau Nyimas Sri Pohaci

Sekilas Sejarah Ibunda Dewi Sri
Sekilas Sejarah Ibunda Dewi Sri/pinterest
0 Komentar

Nyi Pohaci yang tumbuh di dunia atas ini, mati di dunia atas pula. Kematiannya karena dicintai “pembesar” atau “penguasa” dunia atas, Dewa Guru. Maka ia dikirim ke dunia tengah dan menjadi segala jenis tanaman di sana. Dengan demikian, segala tanaman itu adalah wujud emanasi mahkluk dunia atas, karenanya sakral.

Orang tidak boleh memperlakukan segala tanaman itu seenaknya sendiri, harus ada rasa hormat yang dalam untuk memanfaatkannya. Di sini terlihat bahwa Nyi Pohaci dimusuhi oleh dua asal kodratnya yang sama, Kalabuat dan Budugbasu. Tanaman dan hama itu sebenarnya merupakan dua pasangan antagonistik.

Setiap kehidupan muncul, selalu ada pasangan kematiannya. Setiap ada tanaman, selalu ada hama perusaknya. Dua kenyataan berbalikan itu harus diterima manusia.

Baca Juga:Kisah Legenda Keong MasKisah Legenda Danau Toba

Berkah dan malapetaka itu berasal dari sumber yang sama. Dalam saat yang demikian Yang Maha Wenang menganugerahkan pemecahanNya, yakni mengirimkan tiga pasangan pemusnah hama.

Masing-masing Jaka Sadana, Sri Sadana dan Rambut Sadana, atau Sulanjana, Talimenar dan Talimenir. Dalam alam pikiran masyarakat Sunda- Islam, Kalabuat dan Budugbasu ada di bawah pimpinan Idajil.

Mitologi Nyi Pohaci mengajarkan bahwa semua tanaman yang memberikan manfaat hidup kepada manusia berasal dari dunia atas. Segala ancaman hama dan kerusakan itu berasal dari dunia tengah.

Sekilas Sejarah Ibunda Sunda Nyi Mas Sri Pohaci Dewi Sri  dunia manusia itu tidak sempurna, meskipun telah dihadirkan “yang sempurna” dari dunia atas. Kesempurnaan atau kebaikan semacam itu sebenarnya lebih bersifat rohani-adikodrati.

Pola tiga ini distruktur dengan jalan “harmoni” Bawah-Atas terlebih dahulu. Nyi Pohaci berasal dari setetes air mata Naga Anta yang bermakna rohani- adikodrati dunia bawah.

Dari dunia bawah (bumi) dibawa ke dunia atas (langit), baru diturunkan ke dunia tengah manusia. Struktur hubungan bawah – atas – tengah ini terdapat di berbagai mitologi Sunda yang lain, misalnya pada wawacan Guru Gantangan.

Nyi Pohaci adalah hasil harmonisasi dunia bawah dan dunia atas, sehingga lebih menekankan segi sakralitasnya, atau kesempurnaan dan kebaikannya. Cara berpikir atas – bawah – tengah ini melambangkan bersatunya unsur bumi dan langit atau tanah dan air (hujan) dalam kehidupan orang peladang, yang akan menumbuhkan segala jenis tanaman yang dibutuhkan masyarakat Sunda.

0 Komentar