sumedangekspres – Kisah Legenda Tangkuban Perahu alkisah ada seorang putri raja yang sedang mengasingkan diri, bernama Dayang Sumbi. Ia hidup ditemani oleh seekor anjing jantan bernama si Tumang.
Suatu hari Dayang Sumbi sedang menenun, peralatan tenunannya terjatuh. Karena malas untuk mengambilnya, terlontarlah ucapan dengan tanpa sadarnya.
“Siapapun juga yang bersedia mengambilkan peralatan tenunku yang terjatuh, seandainya itu lelaki akan kujadikan suami, jika dia perempuan dia akan kujadikan saudara,” ujar Dayang.
Tak disangka justru si Tumang yang mengambil peralatan tenun itu dan memberikannya kepada Dayang Sumbi. Ia pun memenuhi ucapan dengan menikahi si Tumang yang ternyata titisan dewa.
Baca Juga:Kisah Legenda Gunung ArjunaKisah Legenda Jaka Tarub dan 7 Bidadari
Tumang dikutuk menjadi hewan dan dibuang ke bumi. Beberapa bulan setelah menikah, Dayang Sumbi pun mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Bayi laki-laki itu tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan.
Singkat cerita, saat Sangkuriang marah pada anjingnya, ia membunuh si Tumang. Mengetahui hal ini, jelas Dayang Sumbi marah hingga memukul kepala anaknya dengan keras. Hal ini membuat Sangkuriang pergi mengembara ke arah timur.
Sangkuriang telah berkelana dan mempelajari banyak ilmu sakti. Ia terpesona dengan kecantikan Dayang Sumbi yang abadi dan tidak menyadari bahwa perempuan cantik yang ditemuinya di hutan adalah ibu kandungnya. Begitu melihat luka di kepala Sangkuriang, Dayang Sumbi tersadar bahwa itu anaknya.
Setelah dijelaskan, Sangkuriang justru marah besar dan bersikukuh akan menikahi Dayang Sumbi. Ibunya itu kemudian memberi syarat agar sungai citarum dibendung untuk dibuat danau, dan di dalam danau itu ada perahu besar. Semua itu harus dapat selesai dalam waktu satu malam.
Saat mengetahui pekerjaan Sangkuriang hampir selesai, Dayang Sumbi memaksa ayam jantan berkokok disaat waktu masih malam. Para makhluk halus suruhan Sangkuriang sangat ketakutan ketika mengetahui fajar telah tiba. Mereka berlari dan menghilang ke segala penjuru.
Mereka meninggalkan pekerjaannya membuat danau dan perahu yang belum selesai. Merasa dicurangi, Sangkuriang menendang perahu besar yang telah dibuatnya hingga terlempar jauh dan jatuh tertelungkup. Menjelmalah perahu besar itu menjadi sebuah gunung yang kemudian disebut gunung Tangkuban Perahu.