sumedangekspres– Negara Iran menangkap pelaku kasus keracunan massal, kasus keracunan massal pada siswi telah terjadi dinegara Iran, Kementrian Dalam Negeri Iran langsung bertindak menangkap pelaku yang menyebabkan keracunan massal siswi di sekolah pada Selasa (7/3).
Kemendagri Iran menyatakan “sejumlah orang” yang dicurigai memproduksi zat berbahaya telah ditangkap di enam provinsi. Salah satu tersangka adalah orang tua murid.
“Badan intelijen Iran telah melakukan beberapa penangkapan, dan lembaga terkait sedang melakukan investigasi penuh,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Iran Majid Mirahmadi, kepada televisi pemerintah, seperti dikutip dari Arab News.
Penangkapan itu dilakukan di beberapa provinsi seperti Khuzestan, Azerbaijan Barat, Fars, Kermanshah, Khorasan, dan Alborz. Berdasarkan keterangan Kemendagri, salah satu tersangka yang ditangkap diduga menggunakan anak mereka dalam menjalankan aksi di sekolah. Tersangka itu lalu merekam video siswa yang keracunan untuk diberikan ke media oposisi guna “menciptakan ketakutan dan menutup sekolah”.
Baca Juga:Alun-Alun Sumedang, Pusat Kota Sumedang yang Aestetik!Daya Tarik Tersembunyi Wisata Air Gajah Depa Sumedang!
Tiga tersangka lain dilaporkan punya catatan kriminal, termasuk “keterlibatan dalam kerusuhan baru-baru ini”. Istilah ini merujuk pada protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini.
Amini merupakan perempuan berusia 22 tahun yang meninggal dalam tahanan usai ditangkap karena dituduh melanggar aturan berpakaian Iran.
Anggota komite pencari fakta parlemen, Mohammad Hassan Asafari, mengatakan hingga kini belum diketahui penyebab para siswa keracunan. Belum pula ada informasi mengenai jenis racun yang digunakan kepada mereka. “Dua puluh lima (dari 31) provinsi dan sekitar 230 sekolah terdampak. Lebih dari 5 ribu siswi dan siswa keracunan,” kata Asafari kepada kantor berita ISNA.
Presiden Iran Ebrahim Raisi pun menugaskan Kemendagri dan intelijen untuk segera memberikan informasi terbaru mengenai kasus ini.
Sejauh ini, menurut Kemendagri, tak ada zat berbahaya yang ditemukan dalam tubuh siswa yang dibawa ke pusat medis.
Wakil Menteri Kesehatan Saeed Karimi mengatakan zat racun yang dihirup para siswa belum tentu berupa gas. Zat tersebut bisa jadi bubuk atau pasta bahkan cairan.
“Iritasi yang dihirup ini belum tentu berupa gas tetapi mungkin dalam bentuk bubuk atau pasta atau bahkan cairan, yang ketika dituangkan di atas pemanas atau diucapkan oleh panas dapat menyebabkan komplikasi,” ucapnya.