sumedangekspres – Kesenian Gotong Domba Asal Jatinangor Sumedang. Kesenian Gotong Domba merupakan kesenian yang lahir di tengah masyarakat yang kuat akan kultur agraris.
Gotong Domba yang lahir dari lingkungan masyarakat Kiara Beres Sumedang merupakan representasi dari masyarakat yang masih mengganggap kesenian sebagai elemen penting dalam budaya agraris.
Budaya agraris dalam bentuk kesenian, maupun mata pencaharian bertani serta beternak domba, adalah sesuatu hal yang saling melengkapi, atau bahkan menginspirasi masyarakatnya.
Baca Juga:Sejarah Kesenian Sunda, Seni Rengkong Jawa BaratSamsung Galaxy Watch 5 Golf Edition
Di Jatinangor, kabupaten Sumedang, ada domba yang tak bisa diam. Kepalanya manggut-manggut digotong oleh empat orang, serta diikuti oleh para pengiring yang menari dan memainkan musik.
Inilah seni tradisi gotong domba yang berasal dari Kampung Kiara Beres, Desa Cipacing, Jatinangor, Sumedang.
Seiring dengan penyempurnaan arca domba, beberapa warga menciptakan musik-musik pengiring dan tari-tarian khas untuk gotong domba. Musik pengiring disebut kawihan, yang terdiri dari dog-dog, kendang, gong, simbal.
Alat musik tambahan berupa terompet serta diiringi oleh seorang sinden. Menurut Kang Ayeng, saat ini perkumpulan mereka tidak punya pemain terompet dan sinden. Akibatnya, mereka harus menyewa pemain terompet dan sinden jika ada panggilan “manggung” atau acara Agustusan.
Selain untuk acara Agustusan, gotong domba juga digunakan dalam acara khitanan.
Biaya pertunjukan khitanan dipatok sekitar Rp 1,5 sampai Rp 2 juta. Biaya ini berlaku untuk orang luar yang meminta mereka memeriahkan acara khitanan, sedangkan untuk warga Kiara Beres tidak ada biaya sama sekali.
Berikut Kesenian Gotong Domba Asal Jatinangor Sumedang