sumedangekspres – Lirik Lagu Buih Jadi Permadani – Raffa Affar, Tri Suaka
Lirik lagu Buih Jadi Permadani bercerita tentang seseorang yang merasa tak pantas mencintai dan dicintai oleh pujaan hatinya. Bernuansa melankolis dengan lirik yang sendu, lagu ini banyak digandrungi oleh pencinta musik.
Buih Jadi Permadani pertama kali dipopulerkan oleh grup band asal Malaysia, Exist pada tahun 1997. Lagu ciptaan Saari Amri tersebut sukses di negeri jiran.
Berikut lirik beserta makna lagu buih jadi permadani.
Dinginnya angin malam ini
Menyapa tubuhku
Namun, tidak dapat dinginkan panasnya
Hatiku ini
Terasa terhempasnya kewanitaanku ini
Dengan sikapmu
Apakah kar′na aku insan kekurangan?
Mudahnya kau mainkan
Ho, mungkinkah diri ini
Dapat merubah buih yang memutih
Menjadi permadani?
Seperti pinta yang kau ucap dalam janji cinta
Juga mustahil bagiku
Menggapai bintang di langit
Siapalah diriku? Hanya insan biasa
Semua itu, sungguh aku tiada mampu
Salah aku juga, kar’na jatuh cinta
Insan sepertimu, seanggun bidadari
Seharusnya aku, cerminkan diriku
Sebelum tirai hati aku buka untuk mencintaimu
Dinginnya angin malam ini
Menyapa tubuhku
Namun, tidak dapat dinginkan panasnya
Hatiku ini
Terasa terhempasnya kewanitaanku ini
Dengan sikapmu
Apakah kar′na aku insan kekurangan?
Mudahnya kau mainkan
Ho, mungkinkah diri ini
Dapat merubah buih yang memutih
Menjadi permadani?
Seperti pinta yang kau ucap dalam janji cinta
Juga mustahil bagiku
Menggapai bintang di langit
Siapalah diriku? Hanya insan biasa
Semua itu, sungguh aku tiada mampu
Salah aku juga, kar’na jatuh cinta
Insan sepertimu, seanggun bidadari
Seharusnya aku, cerminkan diriku
Sebelum tirai hati aku buka untuk mencintaimu
Ha-ah-ah-ah, ah-ah
Ha-ah-ah, ha-ah
Oh-oh-oh-ho, ho-oh, ho-oh-oh-oh
Makna lagu Buih Jadi Permadani
Lagu Buih Jadi Permadani bercerita tentang perasaan cinta seseorang dalam keadaan yang serba kekurangan.
Baca Juga:Info Lowongan Kerja Sumedang Terbaru Hari IniTempat Terbaik Menikmati Keindahan Waduk Jatigede di Puncak Damar
Cerita ini digambarkan pada lirik reff yang berbunyi “Buih Jadi Permadani” di mana keraguan akan mencintai dan dicintai itu mulai dirasakan oleh sosok yang serba kekurangan itu.