Apa Itu Pengangguran Friksional dan Bagaimana Cara Mengatasi Pengangguran Friksional?

Apa Itu pengangguran friksional dan bagaimana cara mengatasi pengangguran friksional?
Apa Itu pengangguran friksional dan bagaimana cara mengatasi pengangguran friksional?(freepik)
0 Komentar

sumedangekspres– Apa Itu pengangguran friksional dan bagaimana cara mengatasi pengangguran friksional? Mungkin kamu bertanya-tanya apa itu pengangguran  friksional bahkan menngapa bisa terjadi pengangguran friksional .

Meskipun zaman sudah tergolong canggih dengan segala macam digitalisasinya, ternyata hal-hal itu masih belum bisa menutup kemungkinan terjadinya pengangguran. Perluasan lapangan pekerjaan juga tidak pernah luput dari tuntutan masyarakat yang sering disampaikan dalam orasi saat demo berlangsung.

Sebenarnya tidaklah tepat jika mengartikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja. Karena pada kenyataannya, pengangguran adalah orang-orang yang sudah masuk dalam usia produktif untuk bekerja (15–64 tahun) dan sedang tidak bekerja atau masih berusaha mencari pekerjaan.

Baca Juga:Bagaimana Cara Mudah Mematikan Lampu Atau Alat Listrik Lainnya!Rekomendasi Hotel Mewah di Sumedang!

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran, salah satunya adalah kesulitan sementara yang menghasilkan apa yang disebut dengan pengangguran friksional.

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan-kesulitan sementara (temporal) seperti durasi waktu yang dibutuhkan pencari kerja untuk menemukan pekerjaan dengan posisi dan gaji yang sesuai.

Selain itu, penyedia pekerjaan juga membutuhkan waktu yang panjang untuk menyeleksi pekerja dengan kualitas tinggi dan berpengalaman. Kesulitan waktu inilah yang menjadi kesulitan sementara tersebut.

Kelompok mahasiswa yang baru lulus juga termasuk di dalam golongan pengangguran ini karena mereka belum memiliki pengalaman kerja sehingga butuh waktu yang panjang untuk dirinya diterima bekerja,
Penyebab Pengangguran Friksional

  1. Pencari kerja ingin mendapatkan manfaat yang maksimal dari tempatnya bekerja kelak. Maka, mereka akan berusaha untuk mencari-cari dan menyeleksi banyak perusahaan yang menawarkan fasilitas-fasilitas yang diinginkan. Proses pencarian perusahaan dan pengambilan keputusan ini memakan waktu lama, sehingga para pencari kerja tersebut menjadi pengangguran friksional.
  2. Jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia tidak serta-merta membuat pencari kerja bisa langsung mendapatkan pekerjaan. Hal ini dikarenakan pencari kerja tersebut belum memenuhi persyaratan kerja yang ditentukan perusahaan.
    Perbandingan pencari kerja yang jumlahnya lebih banyak daripada perusahaan penyedia lowongan kerja.
  3. Ada pencari kerja yang kesulitan mendapat info lowongan kerja dan ada juga yang malas untuk mencari info lowongan kerja.
  4. Proses yang berlangsung dari tahap lamaran, wawancara, hingga negosiasi memakan waktu yang cukup lama. Apabila seorang pencari kerja sudah mencapai tahap negosiasi tetapi tidak lolos, maka ia sudah kehilangan kesempatan bekerja dan waktu, serta kembali menjadi pengangguran yang harus mencari lowongan lain.
  5. Pengangguran merasa tidak ada urgensi untuk cepat-cepat mencari kerja. Karena biasanya ada orang yang menyiapkan tabungan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja. Sehingga, pencari kerja ini akan jauh lebih santai untuk menyeleksi perusahaan yang bisa memberinya fasilitas dan gaji yang diinginkan.
  6. Adanya pergeseran permintaan barang oleh masyarakat, sehingga permintaan tenaga kerja yang yang memproduksi barang bersangkutan juga ikut berubah.
0 Komentar