sumedangekspres – Perusahaan pemberi pinjaman asal Rusia ini kabarnya telah meluncurkan teknologi yang serupa dengan chatbot yang diduga akan menyaingi ChatGPT.
Seperti yang sudah diketahui bahwa ChatGPT ini memang populer, dan merupakan teknologi canggih yang dapat merespon percakapan maupun perintah yang kita ajukan dengan cepat.
Namun, dibalik hal positif yang didapatkan tentu saja memiliki dampak negatif yang ditimbulkan dan menjadi sebuah kontroversial. Oleh karena itu kita haruslah bijak saat menggunkannya.
Baca Juga:Hati-hati ChatGPT Mengancam Keamanan Pribadi !ChatGPt Menjadi Syarat Masuk Kerja di Starup Jepang, Simak Penjelasannya!
GigaChat asal Rusia ini akan memungkinkan mampu menyaingi chatbot buatan Amerika Serikat tersebut, yang tidak lain yaitu ChatGPT keluaran OpenAI itu.
GigaChat ini dapat berfungsi seperti chatbot pada umumnya, seperti dapat melakukan percapakan dan menjawab berbagai pertanyaan.
Meski begitu, Sberbank menuturkan bahwa aplikasinya ini mampu berkomunikasi lebih cerdas dan juga efektif dalam bahasa Rusia dibandingkan dengan jaringan asing lainnya.
Dengan kemunculan GigaChat ini merupakan salah satu cara Rusia untuk mengurangi ketergantungannya pada teknologi dari luar negara.
Sebab, semakin banyak negara barat yang memangkas ekspor dan memberikan sanksi pada Rusia atas tindakan mereka terhadap Ukraina.
Tidak hanya itu, GigaChat turut meramaikan persaingan dalam dunia kecerdasan buatan. Pada 2022, startup asal Amerika Serikat OpenAI merilis aplikasi chatbot serupa bernama ChatGPT.
Google juga meluncurkan chatbot miliknya, Bard, di Amerika Serikat dan Inggris pada akhir Maret 2023. Alhasil, semakin banyak pengguna yang kini mengakses dan menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Baca Juga:Ridwan Kamil Bersama Masyarakat Jawa Barat Lainnya Laksanakan Shalat Ied Di Masjid Raya Al JabbarSalat Idul Fitri di Masjid Raya Al Jabbar, Ridwan Kamil : Akan Dijadikan Tradisi
Karena itu, chatbot semacam ini diharapkan bisa membentuk kembali cara orang bekerja dan berbisnis.
Dampak buruk chatbot kecerdasan buatan
Meski menandai era baru teknologi kecerdasan buatan, penggunaan chatbot yang kian luas menimbulkan dampak buruk.
Misalnya, kemampuan ChatGPT mengerjakan soal matematika kerap digunakan pelajar untuk menyelesaikan tugas mereka.
Kemudian, teknologi kecerdasan buatan berpotensi menggantikan posisi para pekerja kerah putih atau pegawai kantoran.