sumedangekspres – Sumedang Masa Prabu Geusan Ulun Dari awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20, Indonesia berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda.
Perusahaan Hindia Timur Belanda mendirikan pos perdagangan pertamanya di kepulauan itu pada tahun 1602 dan secara bertahap memperoleh dominasi atas wilayah itu melalui kekuatan dan diplomasi.
Selama masa kolonial, Belanda menerapkan kebijakan kerja paksa, perpajakan, dan pembebasan tanah, yang berdampak besar pada sistem politik, ekonomi, dan sosial Indonesia.
Baca Juga:Silsilah Raja Kerajaan Sumedang LarangSejarah Nama Sumedang Dari Masa Kerajaan
Mereka juga memperkenalkan pendidikan, agama, dan budaya Barat, yang melahirkan kelas baru elit Indonesia yang terpelajar.
Namun, otoritas Belanda ditentang oleh berbagai gerakan nasionalis, yang berpuncak pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Belanda awalnya menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia dan berperang sengit untuk menegakkan kembali kendali.
Namun, tekanan internasional dan perlawanan Indonesia akhirnya berujung pada penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949, menandai berakhirnya hampir 350 tahun penjajahan Belanda di Nusantara.
Peninggalan kolonialisme Belanda masih terasa di Indonesia hingga saat ini, khususnya dalam sistem politik dan hukum, hierarki sosial, dan identitas budaya.
Sejarah Awal Kerajaan Sumedang
Kerajaan Sumedang adalah salah satu kerajaan kecil di kepulauan Indonesia yang terletak di provinsi Jawa Barat. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-8 dan berkembang pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Raja Prabu Geusan Ulun.
Kerajaan ini dikenal karena letaknya yang strategis di jalur perdagangan antara Jawa dan Sumatera, serta pengrajinnya yang terampil di bidang seperti pengerjaan logam dan tenun.
Baca Juga:Sejarah Dan Pendiri MoonrakerSejarah Berdirinya Moonraker Indonesia Sport Club
Kerajaan Sumedang juga dikenal dengan kekuatan militer yang kuat, yang dipimpin oleh para penasehat kepercayaan raja yang dikenal dengan sebutan “Panjalu”.
Meski awalnya berkembang pesat, Kerajaan Sumedang akhirnya jatuh ke tangan Belanda pada awal abad ke-19, menandai berakhirnya sejarahnya yang panjang dan bertingkat.
Saat ini, Sumedang dikenal dengan tradisi budayanya yang kaya dan rasa identitas daerah yang kuat.