Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek Belanda Dr.Hendrik Petrus Berlage, yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional Nusantara.
Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil bila keanggunan Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.
Beberapa pendapat tentang megahnya Gedung Sate di antaranya Cor Pashier dan Jan Wittenberg dua arsitek Belanda, yang mengatakan “langgam arsitektur Gedung Sate adalah gaya hasil eksperimen sang arsitek yang mengarah pada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa”.
Baca Juga:Sejarah Singkat Kota BandungSekilas Sejarah Tragedi Bandung Lautan Api
D. Ruhl dalam bukunya Bandoeng en haar Hoogvlakte 1952, “Gedung Sate adalah bangunan terindah di Indonesia”.
Ir. H.P.Berlage, sewaktu kunjungan ke Gedung Sate April 1923, menyatakan, “Gedung Sate adalah suatu karya arsitektur besar, yang berhasil memadukan langgam timur dan barat secara harmonis”.
Seperti halnya gaya arsitektur Italia pada masa renaiscance terutama pada bangunan sayap timur. Sedangkan menara bertingkat di tengah bangunan mirip atap meru atau pagoda.
Masih banyak lagi pendapat arsitek Indonesia yang menyatakan kemegahan Gedung Sate misalnya Slamet Wirasonjaya, dan Ir. Harnyoto Kunto.