sumedangekspres – Proses terjadinya aurora. Aurora adalah fenomena alam yang memukau yang terjadi di atmosfer Bumi ketika partikel bermuatan yang berasal dari Matahari bertabrakan dengan molekul dan atom di atmosfer Bumi.
Proses terjadinya aurora melibatkan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Matahari mengeluarkan partikel bermuatan: Matahari secara terus-menerus mengeluarkan partikel bermuatan yang dikenal sebagai angin matahari.
Angin matahari terdiri dari partikel bermuatan positif (proton) dan negatif (elektron) yang dikeluarkan dari permukaan Matahari yang sangat panas yang disebut korona.
Baca Juga:Jangan lupa! Amati Peristiwa Langit “Super Blue Moon”8 Tips Merawat Tanaman Tradescantia Zebrina
2. Magnetosfer Bumi: Bumi dilindungi oleh medan magnetnya yang disebut magnetosfer. Magnetosfer adalah lingkungan magnetik yang melindungi planet ini dari angin matahari.
Medan magnet Bumi dipengaruhi oleh medan magnet yang berasal dari inti Bumi dan arus listrik di atmosfer atas yang disebut auroral oval.
3. Penetrasi Partikel Matahari ke Atmosfer: Sebagian kecil partikel bermuatan Matahari dapat menembus medan magnet Bumi di daerah-daerah yang disebut celah magnetik, terutama di daerah kutub utara dan selatan.
Ketika partikel bermuatan ini menembus atmosfer, mereka berinteraksi dengan molekul dan atom di atmosfer atas Bumi.
4. Interaksi Partikel dengan Atmosfer: Ketika partikel bermuatan dari Matahari bertabrakan dengan molekul dan atom di atmosfer, mereka memberikan energi pada partikel-partikel tersebut.
Energi ini memicu emisi cahaya yang kita lihat sebagai aurora.
Partikel bermuatan ini khususnya berinteraksi dengan atom dan molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer, menghasilkan emisi cahaya yang berbeda-beda, seperti hijau, merah, biru, dan ungu.
5. Warna Aurora: Warna aurora tergantung pada jenis atom atau molekul yang berinteraksi dengan partikel bermuatan dan ketinggian di atmosfer di mana interaksi terjadi.
Baca Juga:7 Pekerjaan Yang Cocok Untuk FreshgraduateGerhana Bulan Sebagian “29 Oktober 2023”
Misalnya, oksigen terlibat dalam emisi cahaya hijau (sekitar 100-150 km) dan merah (di atas 150 km), sedangkan nitrogen dapat menghasilkan emisi biru dan ungu.
Proses ini menciptakan tari cahaya yang indah di langit malam di daerah kutub utara (aurora borealis atau “cahaya utara”) dan di daerah kutub selatan (aurora australis atau “cahaya selatan”).