Sejarah Perlawanan Purwakarta Terhadap VOC

Sejarah Perlawanan Purwakarta
Sejarah Perlawanan Purwakarta ,Pasukan Belanda Masuk Kota 25 Juli 1947/pinterest
0 Komentar

sumedangekspres – Sejarah Perlawanan Purwakarta tidak lepas dari sejarah perjuangannya melawan pasukan VOC. Pada awal abad ke-17, Raja Mataram mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh pemerintah Surabaya ke Jawa Barat.

Salah satu cita-citanya adalah menaklukkan Raja Banten. Namun, di tengah jalan, dia bertemu dengan pasukan VOC, memaksanya untuk mundur. .

Setelah itu ekspedisi lain dikirim kembali oleh pasukan Mataram di bawah Dipati Ukur dan mengalami nasib yang sama.

Baca Juga:Sejarah Museum Diorama PurwakartaTransportasi Umum ke Gerbang Tol Pondok Gede Barat di Jakarta Timur

Untuk mencegah perluasan wilayah VOC, Sultan Mataram Penembahan Galuh (Ciamis) memanggil R.A.A. Wirasuta bergelar Adipati Panatayuda atau Adipati Kertabumi III untuk garnisun Rangkas Sumedang (bagian timur Citarum).

Ia juga membangun benteng di Tanjungpura, Adiarsa, Parakansap dan Kuta Tandingan. Setelah membangun benteng, Adipati Kertabumi III kembali ke Galuh dan meninggal dunia.

Nama Rangkas Sumedang sendiri diubah menjadi Karawang karena daerahnya rawa-rawa (dalam bahasa Sunda: “Kafilah”).

Sultan Agung Mataram kemudian mengangkat putra Adipati Kertabumi III yaitu Adipati Kertabumi IV sebagai dalem (penguasa) Karawang pada tahun 1656.

Adipati Kertabumi IV juga dikenal sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung yang beribukota di Udug-udug.

Sejarah Perlawanan Purwakarta Pada masa pemerintahan R. Anom Wirasuta, putra Singaperbangsa dari Panembahan yang bergelar R.A.A. Panatayuda I berpindah dari Udug-udug, ibu kota Karawang, ke Karawang antara tahun 1679 dan 1721, yang daerah kekuasaannya meliputi wilayah antara Cihoe (Cibarusah) dan Cipunagara.

Kekuasaan Karawang berakhir sekitar tahun 1811-1816 ketika kendali atas Hindia Belanda beralih dari Kerajaan Belanda ke kendali Inggris.

Baca Juga:Resiko Galbay Pinjol ResmiPenjelasan Monyet Pake Jas Hujan ijo Muncul pak Jokowi

Antara tahun 1819 dan 1826, pemerintah Belanda melepaskan diri dari pemerintahan Inggris, ditandai dengan upaya mengembalikan kekuasaan gubernur kepada Gubernur Jenderal Van der Capellen.

Dengan demikian Kabupaten Karawang dihidupkan kembali sekitar tahun 1820 dan meliputi wilayah sebelah timur Sungai Citarum/Cibeet dan sebelah barat Sungai Cipunagara.

Dalam hal ini Kecamatan Plered kecuali Kecamatan Onder Gandasol merupakan bagian dari Kabupaten Bandung pada waktu itu.

Sebagai Penguasa Kabupaten Karawang yang bangkit kembali, I, R.A.A. Surianata Bogor bernama Dalem Santri, yang kemudian memilih ibu kota pemerintahan di Wanayasa.

0 Komentar