Sejarah Kota Depok Di Sebut Belanda Depok

Sejarah Kota Depok Di Sebut Belanda Depok
Sejarah Kota Depok Di Sebut Belanda Depok
0 Komentar

sumedangekspres – Sejarah Belanda Depok Peninggalan Cornelis Chastelein bukan hanya keberadaan 12 marga Kaoem Depok dan lahan seluas 1.244 hektare, tetapi juga Cornelis mewariskan gaya hidup Kaoem Depok yang lebih baik dari warga non-Kaoem Depok.

Sejarah Belanda Depok Peraturan Pemukiman Tanah Pemerintah Hindia Belanda tahun 1836 memberikan Depok kepemilikan atas tanah pribadi milik Kaoem Depok.

Hak tanah pribadi Kaoem Depok ini mengacu pada wasiat Cornelis Chastelein yang berstatus Kristen-Inlander (Kristen Pribumi) (Ronald M. Jonathans, “Depok”, 2012: 12).

Baca Juga:Sejarah Nama Kota Depok , Singkatan Dari Bahasa BelandaLirik Lagu Stacey Ryan – Fall In Love Alone

Sejarah Belanda Depok Ferdy Jonathans, Kaoem Depok generasi ke-8 dari marga Jonathans, menuturkan bahwa Cornelis mengajarkan kepada dua belas marga Kaoem Depok kondisi kehidupan yang baik selama hidupnya. Ia tidak memperlakukan budaknya seperti budak pada umumnya.

Chastelein mengajari mereka agama Kristen, memberi mereka pendidikan, dan mengajari mereka cara mengelola ekonomi. “Jadi dia memperlakukan para budak seperti anak angkatnya”.

Sepeninggal Cornelis Chalestein, Kaoem Depok bersama-sama mengelola lahan dengan filosofi hasil pengelolaan lahan dibagi.

Seiring berjalannya waktu, setiap warga Kaoem Depok ingin mengelola lahannya secara mandiri. Pada tahun 1871, setelah timbul konflik antara ahli waris Kaoem Depok, seorang pengacara Belanda bernama Mr. R.H. membentuk susunan pemerintahan otonom daerah, Gemeentebestuur Depok. Klein.

Susunan pemerintahan ini beberapa kali disempurnakan dengan Reglement van het land Depok, sehingga pada tanggal 14 Januari 1913, presiden pertama Kaoem Depok, M.F. Gerrit Jonathans.

Sejak saat itu, Depok dipimpin oleh lima presiden hingga Indonesia merdeka. Selama adanya pemerintahan sendiri, kehidupan Kaoem Depok berangsur-angsur berubah menjadi lebih baik.

Kaoem Depok menggarap tanah pertaniannya sendiri sementara penduduk pribumi sulit memiliki tanah sendiri karena diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda atau pemilik tanah Belanda.

Baca Juga:Lirik Lagu Mahalini – Sial Lirik dan Cord Lagu Komang – Raim Laode

Lahan pribadi ini menghasilkan berbagai hasil pertanian yang berkualitas tinggi seperti beras, tebu, lada, pala, kopi dan randu. Bahkan buah-buahan seperti mangga, pisang, jambu biji dan belimbing, bahkan produk industri yaitu genteng.

0 Komentar