Pasar Leuweung diadakan setiap tiga bulan dan dapat diakses, terutama di Taman Hutan Raya
(Tahura) Ir.H. Juanda.
Selain lokasi Pasar Leuweung, juga sering dikunjungi para pesepeda.
Pintu masuk hutan bambu ini cukup lebar untuk dilewati dua mobil kecil.
Saat belum ada pasar Leuweung, tempat ini selalu menarik untuk dikunjungi.
Baca Juga:Makin Bersinergi, BRI dan BRI-MI Luncurkan Reksadana Index Berbasis ESGSediakan Integrated Banking Solution Pengelolaan SPBU, BRI Timor-Leste Sinergi dengan Pertamina International Timor, S.A
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sindangsari membantu membuat beberapa kursi bambu agar pengunjung merasa nyaman.
Tempat duduk ini diletakkan di bawah rumpun bambu untuk menciptakan keteduhan.
Di pinggir hutan terdapat aliran sungai yang diubah menjadi kolam ikan.
Kepala Pokdarwis Raksamala Lestari, Rudi Ahmad Somantri menjelaskan,
warga memiliki opsi untuk mengelola lahan di bawah Dinas Kehutanan.
Dengan dukungan masyarakat, mereka terus berkembang tanpa mempengaruhi keindahan hutan bambu tersebut.
Beberapa upaya pembangunan antara lain menebar kerikil di jalan setapak dan
membangun kembali sungai yang sebelumnya berantakan akibat banjir.
Pada tahun 2022 Pasar Leuweung diadakan di lokasi ini namun
pada saat itu Pokdarwis belum terlibat dalam pengelolaan.