sumedangekspres – Di balik gugusan buah-buahan tropis yang menghiasi meja makan kita, ada sebuah nama yang mungkin terlupakan, namun patut dikagumi
Kawista.
Sebagai kerabat dekat buah maja, Kawista telah mengajarkan kita ketangguhan dan kerap melupakan keindahan.
Meski jejaknya kini terlupakan dalam arus modernisasi, Kawista benar-benar pahlawan tumbuhan yang rela bertahan dari keterpurukan.
Baca Juga:Lirik Lagu Monokrom – TulusWaw Ternyata di Sumedang Ada Mie Gacoan? Kira – Kira Tempatnya Dimana Yaaaa?
Anggota keluarga jeruk, Kawista menawarkan kesederhanaan yang jarang terlihat pada buah lainnya.
Meski buah tak bersinar seperti mentari pagi, Kawista mengajarkan kita arti ketekunan.
Seperti sebuah perjalanan yang penuh dengan lika-liku kehidupan, Kawista mengajarkan kita apa artinya bertahan dari badai.
Meski sudah jarang kita jumpai di pasaran, beberapa daerah mulai mengingat kembali kecanggihan dan manfaatnya.
Kehadirannya yang semakin langka mengingatkan kita untuk memperbaharui persahabatan dengan alam dan melestarikan apa yang telah diberikan.
Kawista membuktikan bahwa tidak semua kecantikan harus mencolok.
Dalam kesederhanaannya, buah ini menawarkan rasa manis yang halus dan menyegarkan, mengingatkan kita bahwa terkadang hal-hal sederhanalah yang paling penting.
Kita bisa belajar dari Kawista untuk tidak terlalu terobsesi dengan penampilan tetapi menyelami hakikat benda.
Baca Juga:Inilah Banner 17 Agustus 2023 yang ke 78 TahunPesona Anak-Anak Berkreasi di Saung Budaya Sumedang
Di saat penyakit tanaman bisa menyerang dengan cepat, Kawista menunjukkan kepada kita pentingnya ketahanan terhadap penyakit.
Dengan keteguhannya menghadapi tantangan alam, Kawista mengajarkan kepada anak-anak pentingnya ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup.
Bagaikan seorang pahlawan yang pantang menyerah, Kawista mengingatkan kita bahwa tantangan adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan kita.
Kawista bukan hanya buah, tapi cerita yang berhubungan erat dengan alam dan manusia.
Keberadaan mereka yang semakin langka mengingatkan kita akan tanggung jawab kita sebagai penjaga bumi.
Sama seperti kita mengingat jejak nenek moyang kita, Kawista juga mengingat keluhuran dan kepedulian kita.
Mungkin saat ini Kawista masih berada dalam bayang-bayang maja yang lebih populer, namun itu tidak mengurangi pesona dan makna yang ia bawa.
Kawista mengajarkan kita untuk melihat keindahan dalam hal-hal yang mungkin terlewatkan, dan untuk tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Seperti rahasia kebahagiaan yang tersimpan dalam kebersamaan, Kawista hadir sebagai pengingat bahwa terkadang, kita perlu melambat dan menyelami.