Prabu Gesan Ulun Sejarahnya Sangat Menginspirasi Warga Sumedang

(WIKIPEDIA)Prabu Gesan Ulun Sejarahnya Sangat Menginspirasi Warga Sumedang
(WIKIPEDIA)Prabu Gesan Ulun Sejarahnya Sangat Menginspirasi Warga Sumedang
0 Komentar

sumedangekspres – Prabu Geusan Ulun dalam silsilah Sumedang adalah putra dari Pangeran Kusumahdinata I (Pangeran Santri).

Selain dianggap sebagai raja atau mandala daerah, Kerajaan Sumedang Larang mendapat gelar Nalendra dari Kerajaan Pakuan Pajajaran.

Pangeran Angkawijaya (kemudian bernama Prabu Geusan Ulun) lahir pada tanggal 3 terang bulan Srawana tahun 1480 Saka (+ 19 Juli 1558).

Baca Juga:Baju Warna Kuning Lemon: Sinar Cerah yang Memikat PerhatianOutfit Celana Cream Keren yang Mewakili Klasik dan Modis dalam Gaya Wanita

Pangeran Angkawijaya dijadikan sebagai titik awal silsilah Sumedang dan dianggap sebagai bupati pertama meskipun istilah bupati pada saat itu belum dikenal.

Mulailah urutan penguasa atau bupati yang memerintah Sumedang secara menurun.

Diawali dengan pewarisan kekuasaan/kerajaan kepada salah satu putranya yang bernama Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Kusumadinata II dan mengambil nama Nalendra yang memerintah dari tahun 1578 sampai 1610.

Pada masa pemerintahannya ia pergi mengabdi kepada sekelompok orang yang dipimpin oleh empat Kandage Lante (bangsawan/abdi raja setingkat bupati) dari Pakuan Pajajaran yang dihancurkan oleh serangan Kesultanan Banten, kemunculannya selain menandakan bahwa Pajajaran bubar juga menuntut agar Prabu Geusan Ulun tetap memimpin Pakuan Pajajaran.

Mahkota emas Raja Pakuan Pajajaran bernama Binokasih (Mahkota Binokasih) dikaruniai permata dan atribut kebesaran lainnya sebagai bentuk deklarasi bahwa kerajaan Sumedang Larang didirikan sebagai penerus kekuasaan Pajajaran Pakuan.

Batara Sang Hyang Hawu (Sanghyang Hawu atau mieux connu sous le nom d’Eyang atau Embah Jaya Perkasa).
Batara Pancar Buana (Peot Aubergine).
Batara Dipati Wiradijaya (Nangganan).
Batara Sang Hyang Kangang Hapa.

Dengan kejadian sebelumnya, status dan kekuasaan Prabu Geusan Ulun, raja Sumedang Larang, menjadi lebih besar ketika dia menerima konsesi sebagian besar wilayah bekas kerajaan Pakuan Pajajaran (semua Tatar Sunda kecuali Banten dan Cirebon).

Sedangkan raja terakhir Pakuan Pajajaran (Prabu Nusiya Mulya/Raga Mulya/Suryakacanana) Menurut laporan, dia melarikan diri ke Gunung Salak sambil mengerahkan pasukan untuk melakukan serangan balik, tetapi ini tidak pernah dilakukan karena dia meninggal dengan tergesa-gesa.

Baca Juga:Outfit Baju Kuning Cocok Dengan Hijab Warna Apa ya?Rekomendasi Baju Biru Cocok dengan Warna yang Pas!

Meskipun sebelumnya telah mendapatkan wilayah kerajaan Pakuan Pajajaran, namun sulit baginya untuk mengerahkan kekuasaannya karena posisi kerajaan Sumedang Larang terjepit di antara dua kekuatan besar kerajaan, Kerajaan Islam Banten dan Kesultanan. Kesultanan Cirebon sama-sama mengincar wilayah bekas Pakuan Pajajaran.

0 Komentar