“Di samping menolong petani, apel-apel yang nggak bisa terjual itu saya buat kripik juga supaya gimana caranya membuat camilan yang bergizi”, imbuhnya.
Setiap tahunnya Kristiawan selalu berinovasi mengembangkan variasi kripik buah yang baru.
Selain kripik apel, ada juga kripik salak, nanas, jambu, mangga, melon, blimbing, pepaya, stroberi, semangka, jamur, hingga kripik dari berbagai sayur-sayuran.
Baca Juga:Sunarso, Dirut BRI Beberkan Alasan Mengapa Tidak Terburu-Buru Beralih Fully Digital BankingSuper Apps BRImo Bertabur Fitur & Kian Digemari Masyarakat, Dirut BRI Bocorkan Rahasianya
“Totalnya ada 20 item kripik. Semuanya bergizi tinggi karena diolah dengan diuapkan kadar airnya. Antioksidan vitaminnya nggak rusak.
Jadi makan kripik ini 100 gram setara sama makan wortel satu kilo”, jelasnya.
Pameran UMKM Di Pesta Rakyat Simpedes BRI
Pengembangan bisnis kripik So Kressh ini pun makin berkembang setelah menjadi UMKM binaan dari BRI.
Selain mendapat pinjaman modal usaha dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Simpedes, Kristiawan juga
kerap mendapat pelatihan pemasaran hingga diajak tampil di pameran-pameran digelar BRI.
Pria paruh baya ini sudah berkali-kali mengikuti pameran-pameran UMKM dari BRI di hampir daerah se-Indonesia.
Dari kegiatan pameran-pameran UMKM dari BRI yang diikuti, Kristiawan mengaku bisa mengenalkan produk baru sekaligus tes selera pasar dan tes harganya.
Baca Juga:Craftote: Gallery & Coffee di Kriyanusa 2023, UMKM Binaan BRI Ramah Lingkungan dengan Kualitas EksporMakin Mudah! Daftar Jadi Merchant BRI Bisa Lewat BRImo
Kini produk kripik So Kressh ini sudah banyak dikenal hingga ke tingkat mancanegara.
Kristiawan kerap diminta oleh sejumlah kementerian di Indonesia untuk mengikuti pameran maupun pelatihan di lebih dari 17 negara sejak 2008.
“Kami dulu pernah ekspor ke China, Singapura, Hongkong, hingga Malaysia.
Kalau pameran sudah ke Swiss, Italia, Bulgaria, Hungaria, Autria, Turki, Jeddah, Dubai, Mumbai, Yordania, dan juga di negara Asia,” ujarnya.
Dalam sebulan, Kristiawan bisa meraup omzet paling rendah Rp100 juta hingga paling tinggi Rp400 juta.
Atas inovasinya, Kristiawan juga pernah dipercaya oleh Badan Pangan Nasional untuk memproduksi kripik sayur secara massal pada 2023.