Menariknya hasil dari bekerja saat kuliah sebagian digunakan untuk membantu biaya bulanan kakaknya yang kuliah di Yogyakarta. Itu sebagai upaya meringankan beban kedua orang tuanya. Biasanya kakak yang membantu adik, namun kali ini adik yang membantu kakak.
“Rezeki saya bisa membantu kakak kuliah di Yogyakarta. Paling utama untuk meringankan beban orang tua yang dalam waktu bersamaan menanggung biaya pendidikan empat anaknya, kecuali saya,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Salah satu pengalaman menarik pria yang pekerja keras tersebut adalah setiap mau berhenti kerja, selalu saja ada beberapa teman yang menunjukkan empati plus menakut-nakuti. “Aqua, kamu kalau tidak bekerja sebagai karyawan, tidak akan dihormat siapapun,” ujar mereka senada.
Baca Juga:ASN Teladan Nasional Asal Jembrana Kagumi Sosok Dr Aqua Dwipayana yang Sangat Rendah Hati dan Santun Meski Kerap Berikan Pertolongan dan Hadiah kepada Banyak KalanganGolkar Mesti Realistis, Kader Beringin Ingin Ridwan Kamil Bertarung Jadi Cawapres
Merespons mereka, Dr Aqua Dwipayana mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Diiringi dengan jawaban, “Saya tidak dihargai siapapun, sama sekali ngga masalah. Terpenting mendapat penghargaan dari Allah Swt. Itu yang paling utama dan hakikih bagi saya.”
Dirinya meyakini plus pengalaman pribadi, seseorang dihargai oleh orang lain bukan karena jabatan, pangkat, kekayaan, kecerdasan, wajah, dan hal lainnya yang terkait dengan duniawi. Namun penyebabnya dua hal utama yakni bagaimana menghargai diri sendiri dan orang lain secara universal.
“Selama 35 tahun bahkan jauh sebelum itu, saat masih sekolah, saya telah merasakan hal tersebut. Makanya setiap berhenti bekerja sebagai karyawan termasuk total mandiri, saya sama sekali tidak khawatir. Yakin punya Allah Swt. Sangat meyakini Allah Swt akan selalu memberikan rezeki dan pertolongan saat saya membutuhkannya,” ujar Dr Aqua Dwipayana.
Keyakinan Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu makin bertambah kuat dengan telah ditetapkannya rezeki setiap orang di Lauh Mahfudz. Itu terjadi jauh sebelum alam semesta ini terbentuk, tepatnya sekitar 50 tahun sebelum Allah Swt menciptakan langit dan bumi.
Jadi, lanjut Dr Aqua Dwipayana, sebelum manusia lahir di bumi ini, Allah Swt sudah menetapkan rezekinya. Perhitungannya detil dan akurat. Tidak akan tertukar dengan orang lain.
Juga, kata anak bungsu dari lima bersaudara ini, yang terpenting secara konsisten melakukan tiga hal. “Menjaga hati selalu bersih, komunikasi yang baik sama semua orang, dan tetap berpikir positif,” kata pria asal Kota Padang, Sumatera Barat ini menegaskan.