“Pertumbuhan ekonomi diperlulan untuk pendanaan pengentasan kemiskinan,” ujarnya.
Situasi yang tidak pasti juga menyebabkan krisis global. Dampak dari krisis tersebut adalah meningkatkan ketimpangan. Kelompok miskin akan terdampak lebih parah. Selain itu, krisis ini juga menyebabkan harga pangan melonjak hingga peningkatan malnutrisi.
“Kondisi ini terjadi di mana-mana, di seluruh dunia, juga di Indonesia dan Jawa Barat,” tegasnya.
Akibat dari situasi ketidakpastian ini, banyak negara miskin dan berkembang masuk ke perangkap debt trap. Beberapa negara, kata Prof. Arief, telah mengalami kebangkrutan. Kondisi ini yang menjadi alasan mengapa upaya pencapaian pengentasan kemiskinan sulit dilakukan dalam tujuh tahun ke depan.
Baca Juga:Penyempitan Selokan Berpotensi BanjirHari Santri Momentum Tingkatkan Intelektual
“SDGs tinggal tujuh tahun lagi, agak berat mitigasinya. Dan apa yang bisa dilakukan dalam tujuh tahun?” papar Prof. Arief.
Menurut Prof. Arief, komunitas internasional perlu lebih mempertimbangkan pendapatan negara-negara berkembang. Hal ini penting dilakukan untuk memperluas kapasitas mereka dalam menerapkan kebijakan pengentasan kemiskinan yang efektif.(rilis)