Namun, apa yang berhasil di Eropa tidak selalu berhasil di Indonesia, karena perbedaan faktor-faktor ekonomi dan sosial.
Pada tahun 2020, saat defisit APBN mencapai level 6,1%, tingkat rasio utang Indonesia terhadap PDB sudah mencapai 41%.
Ini adalah angka yang mengkhawatirkan dan menunjukkan potensi risiko krisis utang.
Baca Juga:Fakta Menarik Son Heung-min Di Tottenham Hotspur dalam Liga Inggris 2023/20245 Fakta Film Rumah Iblis Menyeramkan Dibintangi Oleh Aura Kasih
Namun, upaya keras Menteri Keuangan dan timnya dalam mengelola APBN telah berhasil mengurangi defisit, dan pada Agustus 2023, defisit APBN turun menjadi 2,84% dari PDB, dan rasio utang menjadi 37,84% dari PDB.
Kesimpulannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencoba memberikan klarifikasi tentang kebijakan utang dan defisit APBN di Indonesia.
Meskipun ia mengklaim bahwa ia tidak suka mengambil utang, ia tetap dihadapkan pada tekanan dan tantangan yang kompleks dalam mengelola keuangan negara.
Kritik dari agensi pemeringkat dan ketidakpastian seputar berakhirnya pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa pengambilan keputusan di dunia keuangan tidak pernah sederhana.
Dengan demikian, perdebatan seputar utang dan defisit APBN tetap menjadi topik yang relevan dan perlu diperhatikan oleh semua pihak yang peduli terhadap perekonomian Indonesia.