sumedangekspres-Angka Stunting di Cimalaka Turun 7,84 Persen- Pemerintahan Kecamatan Cimalaka berkerjasama dengan Puskesmas Cimalaka menurunkan angka stanting. Selama kurun waktu empat tahun angka stanting di Kecamatan Cimalaka menurut secara signifikan.
“Terus turun, tahun 2022 tercatat 379 anak stunting dan pada tahun 2023 sekarang tercatat 309 orang anak, pencapaian persentase 7,84 persen. Sudah turun 7.84 persen,” ujar Kepala Puskesmas (Kapus) Cimalaka, Dr Hendriawan kepada Sumeks baru-baru ini.
Dr Hendriawan menuturkan, beberapa program dalam penurunan stanting yang digalakan di Puskesmas Cimalaka fokus pada sasaran dua program yaitu program jangka pendek dan program jangka panjang.
Baca Juga:Bangunan Sekolah Banyak Rusak, Disdik Segera Lakukan PerbaikanPembinaan Perkuat Potensi Ekonomi Daerah
“Sasaran jangka pendek yaitu anak-anak yang sudah stunting yang di bawah 2 tahun kami intervensi dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi di atas 2 tahun kami beri penyuluhan. Kemudian juga ibu hamil kami intervensi dari sejak hamil bulan pertama, untuk pemeriksaan kesehatan dan tumbuh kembang janin, melalui pemeriksaan Antenatal Care (ANC) dan Ultrsonografi (USG) serta pemberian PMT,” katanya.
Sedangkan, lanjut dia, untuk sarana alat USG di Puskesmas Cimalaja, kini sudah ada dua satu mobil keliling desa, 4 atau 5 kali dalam satu bulan dan yang satu sarana alat USGnya standby di dalam gedung,” imbuhnya.
Kemudian, ada juga program penyuluhan di kelas ibu hamil yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dari para ibu hamil, mengenai bagaimana cara memelihara kehamilan yang baik. Agar asupan gizi dan tumbuh kembang janin diharapkan baik, yang otomatis tidak akan melahirkan anak bayi stunting baru.
Untuk program jangka panjangnya Dr Hendriawan mengatakan, untuk sasaran jangka panjang yaitu Remaja Putri (Remematri) dan Calon pengantin(Catin) untuk Rematri yaitu dengan pemberian tablet tambah darah keselolah-selolah setiap Minggu. karena kasus anemia pada remaja putri di Kecamatan Cimalaka lumayan tinggi sekitar 25 persen, walaupun masih di bawah standar Nasional 30 persen.
“Hasil pemeriksaan kami pada anak-anak remaja putri semua sekolah SMP dan SMA yang ada di Kecamatan Cimalaka, hasilnya ada tiga desa yang 30 persen remaja putrinya mengidap anemia dan itu sudah kita intervensi dengan pemberian tablet penambah darah kemudian diperiksa ulang,” ucapnya.