sumedangekspres – Bandung Tangkas Tangkis Tengkes: Menumbuhkan Kepedulian Masyarakat dalam Mencegah Stunting, Pemerintah Kota Bandung telah meluncurkan program terobosan yang luar biasa Bandung Tangkas Tangkis Tengkes.
Inisiatif ini tidak sekadar sebuah gerakan, tetapi sebuah panggilan untuk meningkatkan kesadaran kolektif dalam mencegah stunting di kalangan anak-anak.
Dalam sebuah acara yang penuh semangat di Cikapundung Riverspot, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, dengan penuh keyakinan menyatakan komitmennya terhadap upaya ini.
Baca Juga:Bank Sampah Naluk Lestari Kabupaten SumedangKekhawatiran Musim Kemarau: Menyimpan Padi Lebih Bijak daripada Menjualnya Saat Ini
Ema Sumarna dengan tegas menyoroti faktor-faktor utama yang masih menjadi penyebab tingginya angka stunting di Kota Bandung.
Apa Arti Bandung Tangkas Tangkis Tengkes?
Lingkungan yang tidak sehat, sanitasi yang buruk, serta kurangnya gizi bagi ibu hamil menjadi faktor krusial yang memengaruhi kondisi ini.
Namun, kesadaran bahwa upaya menangani stunting tidak bisa dilakukan sendirian, melainkan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, menjadi poin penting yang disoroti oleh Ema.
Data yang diungkapkan menunjukkan adanya perbaikan dari tahun ke tahun, dengan penurunan angka stunting dari 26,4 persen pada tahun 2021 menjadi 19,4 persen pada tahun 2022.
Namun, angka ini masih jauh dari ideal. Untuk itu, Kota Bandung menetapkan target ambisius, yakni mencapai angka stunting sebesar 17 persen tahun ini, serta menargetkan 14 persen tahun depan. Ini adalah komitmen yang kuat dan optimis dari pemerintah setempat.
Namun, apa yang membuat program Bandung Tangkas Tangkis Tengkes ini sangat istimewa adalah pendekatannya yang inklusif.
Ema Sumarna menekankan bahwa kesuksesan gerakan ini sangat bergantung pada partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
Baca Juga:Ketika Ridwan Kamil Bersikap Bijak di Tengah Dinamika Prabowo-GibranAnies Baswedan Pakta Integritas 13 Poin
Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga formal, melainkan sebuah upaya bersama yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, dari ibu hamil hingga kader posyandu.
Pemerintah Kota Bandung telah mempersiapkan infrastruktur yang solid dengan adanya 17.000 kader posyandu yang tersebar di 2.000 posyandu.
Di sinilah, peran utama dalam pemantauan kesehatan ibu hamil dan balita berada.
Mulai dari penimbangan berat badan, pemberian makanan tambahan, hingga pemantauan pertumbuhan anak, semuanya dilakukan secara rutin untuk memastikan kesehatan generasi mendatang.
Namun, keberhasilan program ini tidak hanya terletak pada jumlah posyandu atau angka statistik semata.