sumedangekspres – Bayi Prematur Meninggal Setelah Dijadikan Konten Klinik Tasikmalaya.
Kasus kematian bayi prematur yang hanya berusia sehari di Kota Tasikmalaya menjadi sorotan masyarakat setelah keluarga korban mengungkapkan kelalaian yang diduga dilakukan oleh Klinik Alifa. Bayi yang lahir dengan berat hanya 1,5 kg ini menghadapi akhir yang tragis setelah dijadikan konten dalam sebuah sesi foto newborn tanpa izin keluarga.
Pada Jumat, 17 November 2023, keluarga pasangan Erlangga Surya (23) dan Nisa Armila (23) dari Leuwimalang, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, mengalami duka yang mendalam. Bayi prematur mereka, yang seharusnya mendapatkan perawatan intensif, malah menjadi korban kelalaian pihak klinik.
Proses Persalinan
Proses persalinan yang seharusnya menjadi momen penuh kehati-hatian, berubah menjadi tragedi setelah bayi tersebut tidak mendapatkan perawatan yang memadai. Alih-alih menjalani perawatan intensif, bayi dengan berat 1,5 kg tersebut justru dimandikan oleh pihak klinik. Bahkan, mereka melangkah lebih jauh dengan melakukan sesi foto newborn tanpa izin keluarga.
Baca Juga:POR Pemda Sebentar Lagi, Sumedang Ikuti 4 Cabang OlahragaApakah Sumedang Bagian dari Bandung ? Yuk Simak!
Sesi Foto Newborn: Kelalaian atau Keegoisan?
Penting untuk menelusuri alasan di balik keputusan klinik untuk melakukan sesi foto newborn tanpa izin keluarga. Tindakan ini menimbulkan pertanyaan tentang etika praktik medis dan pemberian informasi kepada keluarga pasien. Bagaimana seharusnya seorang klinik berkomunikasi dengan keluarga yang sedang berduka?
Kelalaian dalam Perawatan Pasca Persalinan
Setelah sesi foto kontroversial tersebut, bayi tersebut tidak mendapatkan perawatan yang memadai. Bidan di klinik tersebut bahkan memandikan bayi dalam waktu yang cukup lama, meninggalkan kekhawatiran di benak ayah korban. Apakah klinik tersebut seharusnya lebih berfokus pada perawatan medis daripada kegiatan yang bersifat lebih estetis?
Kondisi Kesehatan Bayi Prematur yang Terabaikan
Berat badan bayi yang jauh di bawah normal seharusnya menjadi perhatian utama bagi pihak klinik. Namun, keluarga melaporkan bahwa setelah bayi pulang, mereka tidak diberikan berkas-berkas yang umumnya diberikan oleh pihak yang menangani persalinan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang pemantauan dan perhatian medis terhadap bayi prematur.
Pengaruh Terhadap Kesehatan Bayi
Bayi tersebut tidak mendapatkan ASI karena alasan yang tidak jelas, memicu keputusan untuk memberikan susu formula. Meskipun demikian, bayi tetap menolak untuk minum susu, dan detak jantungnya berhenti pada pukul 9 malam. Kondisi ini memunculkan pertanyaan serius tentang pemantauan dan intervensi medis yang diberikan kepada bayi prematur tersebut.