Kyle Rodda, analis pasar keuangan di Capital.com, menekankan bahwa “angka-angka ekonomi yang keluar dari AS minggu ini, baik dalam hal pertumbuhan dan inflasi, akan menentukan apakah emas akan tetap berada di atas US$2.000.”
Namun, sisi fisik emas juga mencatat catatan menarik.
Data menunjukkan bahwa impor Emas Rekor Tertinggi konsumen utama China melalui Hong Kong mengalami penurunan untuk bulan kedua berturut-turut pada Oktober.
Pemulihan ekonomi yang tidak merata menjadi faktor utama yang membebani permintaan di pasar emas batangan utama.
Baca Juga:Sungguh Merana Pemotongan Gaji Guru Honorer Di JakartaUpaya Bersama Atasi Abrasi dan Pemulihan Daerah Aliran Sungai
Harga Emas Rekor Tertinggi, sebagai asset yang sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS, menjadi pusat perhatian.
Kenaikan suku bunga akan memperkuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury, merugikan emas karena membuatnya sulit dibeli dan kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan melemahkan dolar AS dan imbal hasil US Treasury, memperkecil opportunity cost memegang emas, menjadikannya lebih menarik untuk dikoleksi.
Dengan kombinasi faktor-faktor ini, emas bukan hanya logam mulia, tetapi juga pesona yang terus menawan pasar keuangan.
Apakah emas akan terus terbang tinggi atau menghadapi turbulensi, hanya waktu yang akan memberikan jawaban.
Bagi para investor, langit masih terbuka lebar, dan harga emas mungkin masih memiliki potensi untuk terbang lebih tinggi.