sumedangekspres – Dinkes Sumedang Maju Melawan HIV/AID Membuka Jalan Akses untuk Perawatan dan Pencegahan, Kabupaten Sumedang, sebuah nama yang tak sekadar tertulis di peta, melainkan meresap dalam kisah hidup dan tantangan.
Dinkes Sumedang Maju Melawan HIV/AIDS
Tidak bisa diabaikan, fakta terkini menggambarkan peta keberanian dalam menangani pandemi tersembunyi, virus HIV (Odhiv).
Menurut catatan terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumedang, tercatat 129 kasus baru Odhiv pada November 2023.
Angka yang mewakili sekelumit kisah yang perlu diceritakan.
Baca Juga:Keterbukaan Informasi Publik Transformasi Kementerian ATR/BPN dalam Pelayanan Informasi PublikTusi Bapas dan Pengawasan Narapidana Sosialisasi Lapas Kelas IIB Sumedang
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumedang, Deti Rahmawati, mengungkapkan kisah ini di panggung terang konferensi pers Hari AIDS Sedunia.
Hal tersebut bakal terus ada jika di biarkan, maka dari itu Dinkes Sumedang Maju Melawan HIV/AIDS.
Deti tidak hanya menunjukkan angka, tetapi juga membuka tirai cerita terkait sebaran kasus Odhiv.
Ia mencatat dengan tajam bahwa 5 kasus baru terjadi pada ibu hamil, sementara 32 kasus terberat menimpa mereka yang terlibat dalam hubungan LSL.
Namun, angka tidaklah segalanya. Di balik statistik yang menghimpit, tersembunyi perjuangan, upaya, dan kerja keras untuk memberikan layanan terbaik.
Deti menjelaskan bahwa Dinkes Sumedang telah menyelenggarakan program pelayanan HIV yang mencakup penyaringan kepada 20.936 individu sepanjang tahun ini.
Namun, bukan sekadar tes semata, lebih dari itu. Deti membuka tirai ke arah perawatan dan layanan yang terintegrasi.
Baca Juga:Upaya Polsek Cibugel dalam Mengantisipasi Premanisme di SumedangUpacara Peringatan Hari PGRI ke-78 dan Guru Nasional 2023 di IPP Sumedang
Dalam perjuangan menuju target new zero HIV/AIDS pada 2030, Kabupaten Sumedang telah membuka 14 fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan layanan PDP.
Deti menyoroti bahwa PDP ini, terutama yang dilakukan di beberapa Puskesmas, telah memberikan bantuan yang signifikan kepada para Odhiv yang memerlukan perawatan.
Faktor-faktor yang dulu menjadi kendala, seperti akses jauh ke layanan pengobatan atau kejenuhan dalam menjalani terapi, kini mendapatkan solusi dengan layanan PDP ini.
Dengan demikian, langkah menuju perawatan yang tepat dan terjangkau semakin dekat.
Perjuangan melawan Odhiv tidak hanya dilakukan dengan keberanian, tetapi juga dengan dukungan finansial dari APBD Sumedang dan Global Fund.
Serta, upaya logistik yang terintegrasi dalam Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA) 2.1, yang memastikan pelaporan yang akurat dari seluruh Puskesmas.