Dalam kesempatan itu, Maidin menegaskan bahwa Unika Santo Thomas, sebagai komunitas akademik, memiliki peran penting dalam membentuk opini, memberikan pemahaman yang mendalam, dan membimbing generasi muda menjadi pemimpin yang demokratis dan bertanggung jawab.
“Saya mengajak kita semua untuk merenungkan arti pentingnya demokrasi. Mari kita bersama-sama memperkokoh ikatan kita sebagai akademisi yang berkomitmen kepada demokrasi dengan pikiran rasional, objektif, dan tanpa kekerasan,” tegas Maidin.
Mimbar bebas ini, menurutnya, adalah panggilan bersama untuk melawan ancaman terhadap demokrasi, toleransi, dan ketidakadilan.
Baca Juga:Menggugat Dinasti Politik Suara Ribuan Mahasiswa yang Bergemuruh di Sumatra UtaraRahasia Terbesar Unpad Terungkap Kolaborasi Super dengan Industri Raksasa!
“Mari kita galang kebersamaan dan jadikan momen ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita terhadap demokrasi dengan pikiran yang rasional dan objektif,” pungkasnya.
Suara mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Medan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat untuk melindungi demokrasi dari berbagai ancaman masih tetap berkobar. Mimbar bebas ini bukan hanya sebatas sebuah pertemuan, tetapi simbol perlawanan yang terus menerus untuk menjaga nilai-nilai demokrasi yang adil dan inklusif bagi seluruh masyarakat.