Pengusaha di sektor pariwisata mengekspresikan harapan mereka bahwa penambahan libur cuti bersama akan berdampak positif bagi industri pariwisata nasional.
Dengan meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata, diharapkan industri ini dapat memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Budi menuturkan, “Harapan kita berdampak positif. Karena sektor pariwisata kan dampaknya domino efeknya besar jadi banyak yang akan diuntungkan terutama yang ada di level bawah, seperti UMKM dan sebagainya, masyarakat setempat juga.”
Baca Juga:Eksplorasi Keindahan Alam dan Sensasi Berenang di Balong Geulis, Destinasi Wisata Menarik di SumedangKasus HIV/Aids yang Paling Tinggi di Sumedang, Ternyata Terjadi Pada Prilaku Seks Menyimpang Laki-laki Suka Laki-laki (LSL)
Oleh karena itu, penambahan libur cuti bersama pada tahun 2024 tidak hanya dianggap sebagai momen istirahat, tetapi juga sebagai peluang untuk meningkatkan potensi industri pariwisata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan penetapan 27 hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2024, pemerintah Indonesia memberikan sinyal positif untuk mendukung sektor pariwisata.
Respons dari pengusaha, terutama di ASITA, menunjukkan bahwa walaupun jadwal libur tidak mengalami perubahan, penambahan cuti bersama dianggap sebagai dorongan positif untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang terdampak oleh situasi global akibat pandemi.
Harapan akan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat setempat menjadi pendorong utama bagi pengusaha di sektor pariwisata.
Dengan demikian, penambahan libur cuti bersama pada tahun 2024 bukan hanya menjadi momen istirahat semata, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk membangkitkan sektor pariwisata menuju pemulihan yang lebih baik.