Kisahnya, Jaya Perkasa berhasil mengadang pasukan dari Cirebon. Namun ketika pulang ke kutamaya ternyata sudah kosong. Prabu Geusan Ulun ternyata sudah pindah ke Gunung Rengganis yang kini disebut Dayeuh Luhur. Jaya Perkasa menyusul ke Dayeuh Luhur dan ia mendapati Prabu Geusan Ulun dan ketiga kandagalante yang lain sedang membicarakan tewasnya Jaya Perkasa. Sayang Hawu kesal, ia pergi ke puncak Gunung Rengganis dan ngahyang, menghilang. Tempat ngahyangnya jaya perkasa ditandai dengan tiang batu. Persoalan Sumedanglarang dengan Cirebon diselesaikan secara damai atas nasihat sultan Mataram. Pangeran Girilaya menjatuhkan talak dan minta ganti rugi sebagai tebusan. Geusan Ulun memberikan wilayah Sindangkasih sekarang Majalengka kepada Cirebon sebagai kompensasi. Cirebon dan Sumedanglarang pun damai.
setelah itu Geusan Ulun juga wafat dan dimakamkan di hamparan tanah di bawah Jayaperkasa ngahyang. Di dayeuhluhur juga dimakamkan Ratu Harisbaya
“Alasan kenapa Dayeuhluhur dipilih sebagai pusat kerajaan, karena daerah ini lokasinya berbukit dan berada di dataran tinggi. Jadi pemindahan pusat pemerintahan ini, merupakan bagian dari strategi agar lebih mudah untuk mengintai pergerakan musuh dari jauh,” katanya.
Baca Juga:Bakteri Berbahaya Serang Tentara Israel: Efek Keracunan Makanan?Keajaiban Mata Air Keramat Dayeuhluhur Sumedang!
Dengan posisi pusat pemerintahan di atas bukit seperti itu, secara otomatis Kerajaan Sumedang Larang akan sulit dijangkau musuh. Karena sebelum pasukan musuh bisa sampai ke Dayeuhluhur, pasukan Kerajaan Sumedang Larang pasti sudah bisa lebih dahulu mengetahui setiap pergerakan musuhnya. “Karena kalau kita berdiri di Dayeuhluhur, pergerakan orang dari bawah itu pasti akan terlihat. Dengan begitu, kalau ada musuh yang akan menyerang, kita bisa dulu bersiap-siap untuk menghadangnya,” ujar Ketua Dewan Kebudayaan Sumedang (DKS).
Nama Dayeuhluhur, ada juga yang menyebutkan bahwa Dayeuhluhur ini berasal dari kata Daya yang berarti kuat, dan Luhur yang artinya tinggi. Dalam versi ini, kata Apih Tatang, Dayeuhluhur itu berarti dapat diartikan sebagai salah satu daerah yang memiliki kekuatan tinggi. Karena dinilai memiliki kekuatan tinggi, maka Dayeuhluhur pun akhirnya dipilih sebagai Pusat Pemerintahan Kerajaan Sumedang Larang.
Bahkan, Prabu Geusan Ulun dan Istrinya Ratu Harisbaya beserta empat Kandaga Lante juga, faktanya memang lebih memilih untuk bersamayam di Dayeuhluhur.